TEL AVIV— Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pengumuman Presiden AS Donald Trump pada 6 Desember 2017 yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel merupakan kebenaran, dan untuk itu beberapa negara menginginkan mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) untuk memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem.
”Saya pikir apa yang dilakukannya akhirnya mengakui kebenaran historis,” katanya.
”Kami sekarang berbicara dengan beberapa negara yang serius mempertimbangkan untuk mengatakan hal yang persis sama seperti AS dan memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem,” katanya, dilansir dari CNN pada Sabtu (23/12/2017) kemarin.
Ketika ditanya negara mana saja yang setuju ia mengatakan ”Saya bisa memberi tahu Anda, tapi saya tidak akan melakukannya karena saya ingin berhasil, dan saya pikir kemungkinan besar akan terjadi,” ujarnya.
Netanyahu berpendapat, pengumuman Presiden AS Donald Trump pada 6 Desember 2017 yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel merupakan kebenaran.
Netanyahu mengklaim masa depan Yerusalem akan menjadi kota damai.”Kota tersebut harus menjadi kota yang bersatu, aman dan nyaman,” ucapnya.
ia melanjutkan, “Hanya kami satu-satunya yang menjamin (Yerusalem) dengan kebebasan beribadah untuk orang Yahudi, Kristen dan Muslim secara bersama-sama.”
Pernyataan Netanyahu itu mengabaikan fakta bahwa mayoritas negara anggota PBB menolak pengakuan sepihak Trump atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Dalam voting di Majelis Umum PBB, sebanyak 128 negara mendukung resolusi penolakan pengakuan status Yerusalem tersebut atau menentang AS. Sembilan negara menolak resolusi atau pro-AS dan Israel. Sedangkan 35 negara abstain. []