BAGI Rasulullah ﷺ shalat adalah relaksasi. Jiwa dan raga hanya tertuju untuk menyembah Sang Khalik sehingga ia mampu merasakan ketenangan batin. Karena itu, mustahil shalat bisa mencapai derajat khusyuk, jika shalat dilakukan secara tergesa-gesa, ibarat lomba balap karung.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan, pada suatu hari ketika Nabi sedang berada di dalam Masjid Nabawi, masuklah seorang lelaki, lalu ia mengerjakan shalat. Setelah itu, ia mengucap salam kepada Nabi dan Nabi pun menjawab salamnya.
Shalat orang ini sangat cepat ibarat ayam yang mematuk makanan. Baru saja ia rukuk ia sudah berdiri lagi, belum lurus berdiri sudah sujud, dahi belum benar-benar menempel ditempat sujud dia sudah duduk, belum lurus duduknya sudah sujud lagi, demikian cepat shalatnya.
Rupanya Rasulullah ﷺ melihat shalat pria tadi. Selesai shalat, Rasulullah ﷺ memanggil sahabat itu. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya,
“Shalatlah lagi, karena kamu belum shalat.”
Sahabat itu kembali lagi lalu shalat. Shalatnya masih saja cepat seperti sebelumnya.
Selesai shalat Rasulullah ﷺ memanggilnya lagi lalu beliau bersabda,
“Kembalilah dan shalatlah. Kamu belum shalat.”
Lelaki itu pun kembali shalat. Selesai shalat dia dipanggil lagi oleh Rasulullah kemudian Rasulullah menyuruhnya shalat lagi,
“Kembalilah dan shalatlah. Kamu belum shalat!”
Sahabat itupun kembali lagi dan shalat. Seusai shalat Rasulullah ﷺ memanggilnya kembali dan menyuruhnya shalat lagi. Akhirnya sahabat itu mengatakan,
“Wahai Rasulullah, Saya tidak bisa shalat lebih baik daripada itu. Ajarkanlah kepadaku shalat yang benar.”
Maka Rasulullah shalallalahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan,
“Jika kamu hendak shalat, berwudhulah dengan baik dan sempurna. Setelah itu berdirilah menghadap kiblat. Berdirilah dengan tegak dan tenang. Lalu bertakbirlah. Lalu bacalah al Qur’an yang kamu anggap mudah. Setelah itu rukuklah dengan tenang sampai kamu benar-benar tenang dalam rukukmu. Lalu berdirilah sampai kamu benar-benar tegak berdiri. Setelah itu bersujudlah sampai kamu benar-benar tenang dalam sujudmu. Lalu duduklah sampai kamu benar-benar tenang dalam dudukmu. Lalu sujudlah lagi sampai kamu benar-benar tenang dalam sujudmu. Setelah itu duduklah dengan tenang. Dan lakukanlah seperti itu dalam semua rakaat shalatmu.” (Muttafaq alaih). []
Sumber: 100 Kisah Rasulullah, Ibnu Syarqi, Muroja’ah Ust.Abu Umar Abdillah/ https://www.kisahislam.net/2017/02/22/janganlah-shalat-terlalu-cepat/