Oleh. Naser Muhammad
Penulis Buku “Bergerak Menuju Perubahan Menuai Sukses Abadi”
nasermuhammad90@gmail.com
USAHA sekecil apa pun itu, semua punya nilai karna nilai sesuatu adalah usaha yang di keluarkan bukan semata hasil akhir yang nampak baik dimata manusia.
Dikisahkan bahwa disaat Nabi Ibrahim dibakar raja Nimrod, seekor semut membawa setetes air.
Seekor binatang kemudian bertanya kepada semut tersebut, “Untuk apa kamu membawa setetes air tersebut?”
Semut itu pun kemudian menjawab, “Untuk memadamkan api yang tengah membakar tubuh Nabi Ibrahim.”
“Tahukah kamu bahwa apa yang kamu lakukan itu tidak akan menghasilkan sesuatu kecuali kesia-siaan?” ujar binatang tersebut.
Semut itu kemudian mengatakan “Yah, tapi dengan setetes air inilah aku menegaskan bahwa dipihak siapa aku berada.”
Dari Ibnu ‘Abbaas Radhiyallahu Anhu, beliau berkata: “Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mencegah dari membunuh empat hewan: Semut, lebah, burung hud-hud, dan burung Shurad,” (HR. Abu Dawuud: 2490).
Berbeda dengan se ekor cicak dengan setengah mati ia merayap mendekati api yang berkobar yang tengah membakar kekasih Allah Ibrahim.
Seekor binatang kemudian bertanya kepada cicak tersebut, “Untuk apa kamu merayap mendekati kobaran api tersebut dan membahayakan dirimu.”
Cicak itu pun kemudian menjawab, “Untuk meniup api yang tengah membakar tubuh Nabi Ibrahim agar semakin berkobar.”
“Tahukah kamu bahwa apa yang kamu lakukan itu tidak akan menghasilkan sesuatu kecuali kesia-siaan?” ujar binatang tersebut.
Cicak itu kemudian mengatakan “Yah, tapi dengan itulah aku menegaskan bahwa dipihak siapa aku berada.”
Maka Rosulullah bersabda,
عَنْ أُمِّ شَرِيكٍ – رضى الله عنها أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَمَرَ بِقَتْلِ الْوَزَغِ وَقَالَ « كَانَ يَنْفُخُ عَلَى إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ »
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh cicak. Beliau bersabda, “Dahulu cicak ikut membantu meniup api (untuk membakar) Ibrahim ‘alaihis salam,” (HR. Bukhari, no. 3359).
Begitupun kita terhadap Alqur’an, Al-qur’an ini tidak butuh pembelaan dan Allah pun sangat tidak membutuhkan pembelaan manusia. namun manusia perlu menegaskan diri, dipihak siapa dia berdiri.
Maka aku tegaskan bahwa aku berdiri dipihak pembela Al-quran untuk menegaskan dipihak mana aku berada.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam telah bersabda :
فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْم الْقِيَامَة شَفِيعًا لأَصْحَابه (رواه مسلم)
“Kelak ia akan datang di Hari Kiamat memberi syafaat kepada para sahabatnya,” (HR. Muslim). []
Bunyu Island, 8 November 2016