KITA mengetahui bahwasanya sifat kikir atau pelit merupakan perbuatan yang tercela. Di mana seseorang enggan mengeluarkan sedikit dari hartanya untuk disedekahkan. Padahal, dari seluruh hartanya itu terdapat hak orang lain. Namun, karena rasa takutnya akan kehabisan harta dan merasa sayang jika harta diberikan, maka hal itu menjadi penyebab dirinya berbuat kikir.
Padahal, jika kita melakukan suatu kebaikan, yakni salah satunya dengan bersikap mau berbagi dengan sesama, maka Allah SWT akan memberikan gantinya yang lebih baik dan mungkin jumlahnya akan lebih banyak. Seperti halnya yang dirasakan oleh si Fulan ini.
Ada seorang pria yang sedang berjalan di padang pasir. Tiba-tiba dia mendengar suara dari langit yang mengatakan, “Airilah kebun si Fulan!” Kemudian dia lihat ada awan yang berjalan menuju tempat tertentu lalu awan itu menumpahkan airnya (air hujan) di sebuah areal tanah yang penuh dengan batu hitam. Di sana ada sebuah aliran air yang menampung air tersebut. Pria itu terus mengikuti kemana air itu mengalir.
Tiba-tiba dia melihat ada seseorang yang sedang berdiri di kebunnya sambil mendorong air itu dengan penyodoknya ke dalam kebunnya. Dia berkata, “Hai hamba Allah! Siapa nama Anda?” Pemilik kebun itu menjawab, “Namaku Fulan,” persis seperti nama yang didengarnya dari arah awan tadi.
Pemilik kebun itu balik bertanya, “Hai hamba Allah! Mengapa Anda menanyakan nama saya?” Pria itu menjawab, “Aku telah mendengar suara di awan yang menurunkan air ini, suara itu mengatakan ‘Airilah kebun si Fulan’ dan dia menyebutkan namamu. Apa sebenarnya yang Anda perbuat dengan kebun ini?”
Pemilik kebun itu menjawab, “Kalau itu yang Anda katakan, maka ketahuilah, sesuangguhnya aku biasa menghitung hasil yang didapat dari kebun ini, lalu aku sedekahkan sepertiganya, sepertiganya lagi aku makan bersama keluargaku dan seperti yang terakhir aku kembalikan lagi ke kebun (untuk ditanam).” Dalam riwayat lain dikatakan, “Aku jadikan sepertiganya sebagai sedekah untuk orang-orang miskin, peminta-minta dan ibnu sabil (orang yang dalam perjalanan),” (Diriwayatkan oleh Muslim, 4/2288, no. 2984 dan Ahmad, 2/296).
Demikianlah wahai orang Muslim, barangsiapa yang meninggalkan sifat pelit dan kikir yang tercela maka dia akan diberi ganti dengan kebaikan yang banyak. []
Sumber: Kisah-kisah Nyata/Karya: Ibrahim bin Abdullah al-Hazimi/Penerbit: Darul Haq, Jakarta