IRAN—Garda Revolusi Iran mulai mengancam publik Iran yang telah menggelar aksi demonstrasi ‘terbesar’ sejak Kamis (28/12/2017). Satuan yang merupakan cabang militer Iran ini memperingatkan bahwa para demonstran anti-pemerintah akan menghadapi “Pukulan tangan besi” pasukan keamanan negara Syiah tersebut jika kerusuhan politik terus berlanjut.
Menurut laporan BBC, demonstrasi yang telah berlangsung selama tiga hari untuk memprotes standar hidup rakyat Iran yang merosot, telah menjadi aksi demo terbesar dibandingkan demonstrasi besar pro-reformasi di tahun 2009.
Seorang komandan Garda Revolusi mengatakan bahwa demonstrasi tersebut telah berubah menjadi aksi brutal orang-orang yang meneriakkan slogan-slogan politik dan membakar properti publik. Jika hal ini terus berlangsung, maka Garda Revolusi akan menerapkan tindakan keras kepada pemrotes.
Menurut laporan, dua peserta aksi demonstrasi telah meninggal dunia akibat terkena luka tembak.
Namun pihak berwenang di Dorud, Iran barat menyangkal mereka adalah pelaku penembakan. Mereka mengatakan pasukan keamanan tidak menembaki demonstran dan justru menyalahkan Muslim Sunni dan kekuatan asing yang menembak kedua pemrotes tersebut.
Iran menuduh badan intelijen asing yang mereka maksudkan adalah Arab Saudi.
Bahkan, pengunjuk rasa di kota-kota Khoramabad, Zanjan dan Ahvaz menyerukan kematian pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Garda Revolusi Iran dianggap sebagai kekuatan yang sangat kuat dan di bawah komando langsung pemimpin tertinggi negara tersebut. Satuan ini dibentuk untuk membela sistem negara tersebut. []