SUATU kali, seekor tikus menemukan Direktur Perkebunan telah memasang sebuah jepretan tikus di tempat ia sering keluar masuk. Maka itu tikus tersebut segera memberitahukan hal ini kepada ayam babon, domba dan sapi perah yang dipelihara di rumah juragan perkebunan itu.
Tetapi ayam babon, domba dan sapi perah itu berkata dengan sikap acuh tak acuh, “Juragan memasang jepretan maksudnya jelas, yaitu hendak menangkap dirimu. Ini adalah urusanmu, sama sekali tak ada sangkut-pautnya dengan diri kami.”
Beberapa hari kemudian, jepretan tikus itu telah berhasil menangkap seekor ular berbisayang telah melukai istri juragan perkebunan.
Untuk menambah gizi dan memulihkan fisik istri juragan, keluarga sang juragan segera menyembelih ayam babonnya untuk direbus menjadi kuah ayam. Beberapa hari kemudian, mereka juga menyembelih dombanya untuk menjamu para tamu yang datang menjenguk juragan perempuannya. Terakhir, mereka juga menyembelih sapi perahnya untuk menjamu keluarga dan sahabat yang menghadiri upacara pemakaman juragan perempuannya.
Selama hari-hari ini, tikus kecil itu terus berada di dalam lubang dinding. Ia sedang mengamat-amati segala sesuatu yang telah terjadi di depan mata, dan bersamaaan dengan itu ia tak habis-habisnya memikirkan mengapa hal yang tadinya dikatakan tak ada sangkut-pautnya dengan dirinya itu akhirnya kok berkesudahan demikian.
Kehidupan dan kematian memang perlu untuk direnungkan. []
sumber: Ketawa.com