SELURUH kaum muslimin pasti mengenal apa itu air zamzam. Air zamzam memiliki nilai historis yang sangat kental dengan keberadaan Agama Islam dimulai ketia ibunda Nabi Ismai mencari air untuk Ismail kecil yang kehausn di tengah luasnya hamparan padang pasir, sampai sumur zamzam di timbun oleh kaum Jurhum yang sedang dijajah oleh kaum Khuzaah dan di gali kembali oleh Abdul Muthalib. Hal ini membuat air zamzam tidak bisa di pisahkan dengan kaum muslimin.
A. Kerangka pemikiran
Air zamzam merupakan mukjizat dari nabi Ismail as. yang keberadaannya masih eksis pada hari ini hingga akhir zaman. Air zamzam bermula ketika Nabi Ibrahim membawa istri keudanya yang bernama Siti Hajar dan anak kecilnya yang bernama Ismail ke lembah di daratan Mekkah, dimana sekarang berdirinya Masjid Al-Haram.
Suatu ketika Allah menyeru Nabi Ibrahim as. meninggalkan anak dan istrinya di hamparan gurun yang tidak berpenghuni dan sangat gresang. Dengan rasa sangat bersedihnya Ibrahim melakukan perintah tuhan-Nya dengan tidak berpamitan dengan istrinya dan hanya meninggalkan apapun selain sebuah tas yang berisi kurma dan sebotol air yang terbuat dari kulit.
Menurut Ibn Abbas (semoga Allah SWT meridhoinya), ketika Nabi Ibrahim as. meninggalkan keluarganya, istri tersayangnya mengikutinya dan bertanya ke mana ia akan pergi, “Hai Ibrahim! Ke mana kau akan pergi, meninggalkan kami di lembah ini di mana tidak ada seorang pun di sini menemani kami, juga tidak ada apa pun untuk kami makan?” Siti Hajar r.a. mengulangi pertanyaan itu berkali-kali, tetapi Nabi Ibrahim as. tidak menoleh pada istrinya, kemudian istrinya bertanya lagi, “Apakah Allah memerintahkan engkau untuk melakukannya?” Nabi Ibrahim as. bersabda, “Ya.” Istrinya lalu berkata, “Maka Dia tidak akan meninggalkan kita,”. Siti Hajar kemudian berbalik, sementara Nabi Ibrahim as. terus lanjut berjalan. Sesampainya di Thaniya, di mana istri dan anaknya sudah tidak bisa melihatnya lagi, Nabi Ibrahim as. menghadapkan wajahnya ke Ka’bah, lalu mengangkat kedua tangannya berdoa kepada Allah :
“Ya Tuhan, kami sesungguhnya telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” [QS. Ibrahim:37]
Dalam keadaan sendiri di gurun yang gresang, Siti hajar merawat Ismail kecil dengan penuh ketegaran. Melewati hari demi hari dengan bergantung dengan kurma dan sedikit air. Hingga pada saat air dan kurma itu habis dan Siti hajar menengok ke Ismail lalu mendengar tangisan Ismail sedang kehausan, Siti hajarpun tidak tega melihat anaknya kehausan lalu ia mencari keberadaan air berlari kepuncak bukit safa kemudian ke bukit marwa untuk berharap ia melihat sumber air. Tetapi ia tidak menemukan setitik air pun, kemudian ia kembali ke Ismail dan melihat apa yang terjadi. Air mengalir di sekitar Ismail.
Dalam Sahih Bukhari, Ibn Abbas meriwayatkan Nabi Muhammad SAW bersabda: “Ini adalah kejadian yang mendasari tradisi jemaah haji berjalan antara Safa dan Marwah. Ketika Siti Hajar mencapai bukit Marwa (untuk terakhir kali), ia mendengan sebuah suara, kemudian ia diam dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Ia mendengar suatu itu terus-menerus dan berkata, “Wahai (siapapun engkau)! Engkau telah membuatku mendengarkan suaramu; apakah kamu memiliki sesuatu yang dapat membantuku?” Dan ajaib! Ia melihat satu malaikat di lokasi Zam-Zam, sedang menggali tanah dengan tumitnya (atau sayapnya), hingga airnya memancar dari tempat itu. Ia lalu membentuk tangannya seperti mangkuk, dan mulai mengisi tempat air minumnya yang terbuat dari kulit dengan air menggunakan tangannya, dan air itu lalu mengalir keluar setelah dia menciduk sebagian di antaranya.” (Sahih Bukhari).
Mulai saat itu air tersebut dikenal sebagai air zamzam dikarenakan ketika air itu keluar Siti hajar berkata “زمزم” yang berarti melimpah. Air yang sangat familiar di seluruh dunia karena isi kandungan dari air tersebut.
B. Studi air zamzam
Keberadaan air Zamzam pada saat menjelang kelahiran Nabi Muhammad tidaklah diketahui oleh seluruh Kaum Quraisy dikarenakan sumur air zamzam di timbun oleh kaum jurhum yang pada saat itu dijajah oleh kaum Khuzaah. Penemuan kembali sumur zamzam terjadi ketika kakek Nabi Muhammad yang bernama Syaibah bin Hasyim atau yang dikenal sebagai Abdul Muthalib mengalami bisikan-bisikan pada tidurnya. Bisikan tersebut seakan-akan memberitahu kepada dirinya bahwa dia akan menemukan sumber kehidupan yang sudah lama menghilang. Benar saja, bisikan pada mimpi Abdul Muthalib menunjukan keberadaan sumur zamzam yang telah lama hilang. Setelah penemuan sumur zamzam, kehidupan masyarakat di arab khususnya di kota Mekkah menjadi berkembang dari sebelumnya hanya kota yang gresang menjadi kota yang maju. Abdul Muthalib pun menjadi pemilik sah sumur zamzam dan menjadi seseorang yang di segani oleh penduduk Mekkah.
Air zamzam menjadi air yang suci bagi umat islam. Air yang disebut oleh rasulullah sebagai air penyembuh, sebagaimana yang di riwayatkan oleh ibn Abbas, rasulullah bersabda : “Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anh, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Air Zam-Zam sesuai dengan niat ketika meminumnya. Bila engkau meminumnya untuk obat, semoga Allah menyembuhkanmu. Bila engkau meminumnya untuk menghilangkan dahaga, semoga Allah menghilangkannya. Air Zam-Zam adalah galian Jibril, dan curahan minum dari Allah kepada Ismail.”
Begitu kompleksnya perjalanan air zamzam dengan umat Islam, sehingga pada saat ini air zamzam menjadi salah satu hal yang tidak bisa di pisahkan dengan umat Islam hingga saat ini. Contoh saja ketika umat Islam datang ke Mekkah untuk mengerjakan ibadah haji atau umrah pasti akan menyempatkan dirinya untuk menyicipi air zamzam, bahkan sampai di jadikan buah tangan untuk sanak famili di negaranya.
Selain dari sisi historis, air zamzam juga dikaji dari sisi ilmiah. Sudah banyak peneitian mengenai air zamzam yang mengejutkan dunia. Kandungan dari air zamzam tersebut memiliki banyak zat-zat yang baik untuk tubuh. Air zamzam mengandung kalsium dan garam magnesium yang tinggi, mengandung florin alami yang berfungsi untuk pencegah tumbuhnya bakteri.yang lebih mengejutkan lagi, hasil penelitian labolaturium di Amerika menyebutkan bahwa terdapat 30 elemen pada air zamzam yang di dalam elemen tersebut memiliki neutron yang dapat membangkitkan energi. Dari penelitian tersebut menjadikan air zamzam adalah air yang baik untuk kesehatan menurut WHO (World Health Organization). []
Kirim ide/gagasan Anda sebagai mahasiswa lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.