JAKARTA— Penulis buku berjudul “Balita Langsung Lancar Membaca” Intan Noviana mendatangi kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di Jl. Teuku Umar no. 10-12, Jakarta pada Rabu (03/01/2017) kemarin.
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan, kedatangan Intan ke KPAI guna mengklarifikasi polemik buku yang ditulisnya yang dinilai meresahkan kaum orang tua.
Retno mengungkapkan, Intan datang atas keinginan sendiri setelah berkoordinasi dengan penerbit Pustaka Widyatama.
“Beliau datang sendiri karena melihat berita dari media,” katanya.
Pada kesempatan itu, Retno menjelaskan, KPAI menanyakan motif yang mendorong Intan memilih kata “Opa Suka Waria”, Widia Bisa Menikahi Vivi”, dan lainnya.
Dari jawaban yang diperoleh, Retno menyampaikan, di benak Intan kata “Widia” merupakan kependekan dari Widyatmoko yang disingkat. Sedangkan kata “Waria” agar anak memahami arti dari kata itu.
“Namun KPAI terus mengejar dengan pertanyaan, mengapa harus ‘Waria’, apakah tidak ada kata lain. Juga rasanya jauh sekali ‘Widyatmoko’ dengan ‘Widia’. Wajar saja orangtua terganggu dengan pilihan kata-kata tersebut,” paparnya.
Sementara itu, Intan mengaku, meminta maaf atas kesalahan tersebut. Ia menegaskan tidak ada motif apapun, dan menjadikan kasus ini sebagai pembelajaran.
“Saya hanya memikirkan agar tidak ada kata yang sama, karena saya juga sedang banyak menulis, saya seperti kehabisan kata. Saya tidak sengaja dan tidak bermaksud apapun,” tuturnya.
Intan sendiri sudah menulis sembilan buku yang semuanya tentang belajar membaca bagi balita. Intan mengaku menemukan metode cara belajar membaca tersendiri untuk balita.
Intan juga membuat kartu permainan membaca untuk putra dan putri sesuai gender, yang menurutnya, menjadi bukti bahwa dirinya tidak sedang mengampanyekan LGBT. []
Reporter: Tommy Abdullah