MAKSIAT merupakan perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT. Maka, orang yang melakukannya sudah pasti di cap sebagai pendosa dan akan mendapatkan azab Allah. Oleh sebab itulah kita harus mengusahakan agar menghindari perilaku itu. Sebab, selain merugikan diri kita di akhirat, di dunia pun kita akan merasakan kerugian yang amat luar biasa.
Ada sebuah kisah dari Dzulkifli, salah seorang pelaku maksiat yang bertaubat. Hingga akhirnya ia wafat dalam keadaan diampuni dosanya.
Dari Ibnu Umar RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Dzulkifli adalah seorang yang tidak pernah menahan diri dari perbuatan dosa. Suatu saat datanglah seorang wanita kepadanya, lalu Dzulkifli memberikannya uang sebesar enam puluh dinar dengan syarat dia boleh menggaulinya.
Manakala dia telah duduk seperti posisi seorang laki-laki di atas istrinya, si wanita tadi gemetar dan menangis. Dzulkifli berkata, ‘Apa yang membuatmu menangis? Apakah (kau merasa) aku memaksamu?’ Wanita itu menjawab, ‘Tidak, akan tetapi perbuatan ini belum pernah aku lakukan, dan yang mendorongku melakukannya tak lain hanyalah tekanan ekonomi.’ Dzulkifli berkata, ‘Lalu kamu akan melakukan perbuatan ini padahal sebelumnya kamu belum pernah melakukannya sekali pun?’ Kemudian Dzulkifli berkata, ‘Pergilah, dan uang dinar itu untukmu.’
Kemudian Dzulkifli bersumpah, ‘Demi Allah, mulai sekarang Dzulkifli tidak akan pernah lagi bermaksiat kepada Allah selamanya!’ Malam harinya Dzulkifli meninggal dunia, dan pada pagi hari terdapat tulisan di pintu rumahnya. Sungguh Allah telah mengampuni Dzulkifli,” (Diriwayatkan oleh Ahmad dalam kitab Musnadnya, 6/ 334-336, at-Tirmidzi, 4/657, dia berkata, “Hadis ini hasan,” dan al Hakim dalam al-Mustadrak, 4/ 254-255).
Kita tidak pernah tahu kapan ajal menjemput. Jikalau Dzulkifli ketika itu tidak bertaubat, maka sudah dipastikan ia meninggal dalam keadaan hina dina. Namun, rahmat Allah telah membukakan mata hatinya hingga ia mulai menyadari kesalahannya dan bertaubat kepada Allah. Sikap Dzulkifli memberikan arahan kepada kita untuk segera bertaubat, karena boleh jadi hari ini merupakan hari terkahir kita menikmati dunia. []
Sumber: Kisah-kisah Nyata/Karya: Ibrahim bin Abdullah al-Hazimi/Penerbit: Darul Haq, Jakarta