GUE tahu para perokok aktif selalu punya alasan untuk membenarkan kebiasaan merokoknya, mulai dari merokok itu obat stress, rokok teman setia, hingga ada yang bilang urus saja urusanmu daripada ngurusin orang yang merokok.
Gue sebenarnya ogah ngurusin pecandu rokok model begitu, lagian kagak ada untungnya buat gue. Hanya saja tulisan ini gue tujukan buat orang-orang yang punya niat berhenti merokok atau bagi yang belum terlanjur merokok supaya mempertimbangkan ulang niatnya untuk mencoba rokok.
Catet ya, “Tulisan ini cuma gue tujukan untuk orang yang masih memiliki ‘kewarasan hati’ untuk menjauhi rokok, kalau masih ‘gila hati’ pada rokok kagak perlu berlaga bibir apalagi sumpah serapah di komentar!” Kalau ada yang demontrasi aksara untuk menghujat tulisan gue, dan lebih membela rokok, maka ketahuan sekali bahwa ‘rokok telah menjadikan elo sebenar sakit jiwa.” Paham!
Gue pernah diejek temen, katanya “Nggak ngerokok itu banci. Nggak ngerokok itu nggak ganteng. Nggak ngerokok itu nggak jantan [perkasa].” Gue tunjukkin sebuah majalah yang memuat survey bahwa 75 % banci adalah perokok. Kemudian gue tunjukin foto-foto yang gue download dari Google betapa buruknya wajah perokok, mulai dari tenggorokannya membusuk hingga bibirnya menghitam. Terus masalah nggak ngerokok nggak jantan, langsung gue tunjukin tulisan “Merokok dapat menyebabkan impotensi,” terus kalau udah impoten apa gunanya seorang lelaki? Menang di otot, tapi lemah di ranjang, bisa-bisa istri minta cerai daripada nggak dapat nafkah batin yang layak karena suaminya belum apa-apa sudah loyo.
Sejujurnya, para pecandu rokok itu selalu berupaya membujuk kita agar merokok. Kalau dipikir-pikir, udah jelas merokok itu berdampak buruk, kenapa masih ngajak juga, lama-lama kok mirip setan yang mengajak pada perbuatan keji. Bahkan gue langsung bilang ke temen itu, “Setan elo ya, masa gue mau elo ajak bunuh diri secara perlahan melalui rokok, kalau mau bunuh diri pake rokok elo aja sendiri, jangan ajak-ajak gue dah.”
Eh, dia malah ketawa dan bilang kayak gini, “Ngerokok mati, nggak ngerokok mati, mending ngerokok sampai mati.” Ampun, gue membatin kayaknya Fakultas Ilmu Sosial perlu membuat jurusan yang khusus meluluskan sarjana dengan profesi Psikiater Pecandu Rokok, agar temen gue bisa dirujuk ke sana untuk dirawat.
Gue bilang bahwa merokok itu sama dengan bunuh diri secara terencana. Bayangin aja nih dalam rokok ada 4000 bahan kimia dan 400 racun yang membahayakan tubuh. Di antaranya: Polonium yang digunakan sebagai pemicu neutron untuk senjata nuklir, emang tubuh elo itu teroris hingga mesti dinuklir? Nitrosamine menyebabkan kanker pada hewan, cie cie cie soulmate ya sama binatang. Formaldehid menyebabkan kanker dan digunakan untuk mengawetkan mayat, jadinya mayat hidup dong. Arsenik merupakan zat racun yang sangat kuat. digunakan sebagai alat pembunuhan yang sempurna dalam beberapa abad terakhir, dan begitu sempurnanya diri elo yang udah milih racun itu untuk bunuh diri. Sianida digunakan oleh Nazi untuk membunuh jutaan orang Yahudi di kamar gas. Sianida juga digunakan di Amerika Serikat sebagai alat untuk hukuman mati, dan elo milih mengeksekusi diri sendiri.
Buat yang beragama Islam, baiknya pahami surah an-Nisa ayat 30, “Janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Mahapenyayang kepadamu.” Bahkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim disebutkan, “Barang siapa terjun dari sebuah bukit untuk menewaskan dirinya maka kelak ia akan masuk neraka dalam keadaan terlempar jasadnya. Ia kekal dalam neraka selama-lamanya. Barang siapa yang meneguk racun dan racun itu menewaskan dirinya, maka racun itu akan tetap dalam genggaman tangannya sambil meneguknya di dalam neraka jahanam. la juga kekal di dalamnya selama-lamanya.”
Sekali lagi, gue ngebuat tulisan ini buat yang mau tobat ngerokok atau buat bahan pertimbangan bagi yang berniat merokok. Kalau yang udah jadi pecandu rokok, kagak usah marah-marah, karena itu ‘bujukan setan asap rokok’ yang sudah memenuhi pikiran elo. Kalau mau insyaf bagus, kalau mau nerusin ngerokok itu juga bagus. Baguslah kalau sekiranya cepat mati karena racun terkutuk itu. Daripada terus-terusan hidup, malah nyusahin istri karena menyunat uang belanja untuk beli rokok, atau menjadikan perokok pasif karena kebodohannya saat merokok di tempat umum. []
Arief Siddiq Razaan, 18 September 2015