FITNAH tidak lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Ada saja orang yang mempunyai noda hitam di hatinya untuk memfitnah saudaranya sendiri. Namun fitnahan ini tidak akan pernah menggoyangkan keteguhan seseorang selama ia memiliki iman yang kokoh kepada Allah swt.
Seperti yang dikisahkan pada zaman dinasti Umawiyyah. Pada saat itu seseorang telah memfitnah laki-laki dari dinasti Umawiyyah kepada Ar-Rasyid. Maka diutuslah seorang prajurit untuk menangkap laki-laki tersebut dan mengikat tangannya.
Setelah utusan Ar-Rasyid sampai dihadapan laki-laki tersebut, ia lalu mengikat tangannya. Setelah itu ia membawanya menghadap Ar-rasyid. Ketika melewati kota Damaskus, mereka melihat sebuah kebun, lalu laki-laki itu berkata, “Aku memiliki sebidang kebun yang sangat indah di tempat tinggalku.”
Setiap kali mereka melewati tempat yang indah, ia selalu mengatakan kepada utusan Ar-Rasyid bahwa ia memiliki tempat yang seperti itu. Lalu utusan Ar-rasyid pun bertanya kepadanya, “Apakah kamu tidak takut terhadap Amirul Mu’minin, yang telah mengutusku untuk membawamu menghadapnya dalam kondisi tangan terikat dan dipisahkan dari keluarga, kerabat, dan hartamu?”
Lalu laki-laki itu menjawab, “Kita semua adalah milik Allah. Dan kita semua akan kembali kepada-Nya. Semua perkara ditentukan oleh Allah, bukan oleh Amirul Mu’minin. Dan apa yang diinginkan oleh Allah pasti akan terjadi. Maka Amirul Mu’minin tidak akan berbuat buruk dan baik, kecuali dengan izin Allah.”
Laki-laki tersebut tidak terlihat takut sedikitpun. Ia menyerahkan diri terhadap ketentuan dan takdir Allah. Karena ia yakin bahwa menerima takdir Allah akan membuatnya merasa bahagia dan kenikmatan yang luar biasa. Dan Allah akan membalas perbuatannya tersebut dengan pahala yang besar.
Setiap manusia harus selalu tawakal, percaya, ridha, dan sabar dengan ketentuannya. Yakinlah bahwa takdir Allah tidak ada yang dimaksudkan untuk menyakiti hamba-Nya.[]
Sumber: 40 Kisah Pengantar Anak Tidur/Najwa Husein Abdul Aziz/Gema Insani.