JAKARTA-Kasus buku pelajaran yang menuai kontroversi lantaran lemahnya kontrol dan penilaian buku oleh Pusbukkur Kemendikbud RI, kembali menjadi catatan Federasi Serikat Guru Indonsia (FSGI) di akhir tahun 2017 lalu.
“Ada sejumlah masalah terkait buku pelajaran seperti lolosnya buku berisi ajaran radikalisme, buku yang berisi konten kekerasan dan pornografi,” kata Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) FSGI Satriwan Salim kepada Islampos.com melalui keterangan persnya ahad (7/1).
Satriawan mengungkapkan, kasus terakhir yang sangat heboh adalah kekeliruan penulisan buku IPS SD kelas VI terkait penyebutan Yerusalem sebagai ibukota Israel, dan hal ini menurutnya sangat memprihatinkan karena buku tersebut lolos penilaian perbukuan dalam program “bse” (buku sekolah elektronik) oleh pusat perbukuan Kemdikbud RI.
“Selain itu, juga ditemukaan buku yang diduga kuat berisi konten yang mengkampanyekan LGBT dengan judul “Balita Langsung Lancar Membaca”, yang ditulis oleh Intan Noviana dan diterbitkan oleh Pustaka Widyatama,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, buku ini viral setelah seorang pemilik akun twitter bernama Yhanuar Purbokusumo yang mengeluhkan isi buku yang dibelinya untuk sang anak ternyata berisi kata-kata “ada Waria Suka Wanita” atau “Widya dapat menikahi Vivi”, dan sebagainya. []
Reporter: Rhio