SAHABAT, pernahkan ada orang yang bertanya kepadamu mengenai Imanmu? Jika pernah, mungkin itu adalah salah satu teguran dari Allah bahwa kita harus mulai menatap keimanan kita.
Berbicara mengenai keimanan memang tidak akan pernah melelahkan, sebab inilah yang akan membawa kita menemui Rabb Yang Mulia. Sebagai manusia biasa, kita akui bahwa keimanan kita masih sangat jauh seperti orang-orang shalih terdahulu. Keimanan kita sangat mudah untuk berubah-rubah. Mungkin hari ini kita menjadi manusia yang penuh maksiat, tapi bisa jadi esok lusa kita akan menjadi manusia yang paing taat. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan keimanan kita esok hari.
Sahabat, apa kabar dengan Imanmu Hari ini? Masihkah kita merasakan bahwa Allah itu dekat dan melihat apa yang kita lakukan? Ketika iman ini menemui goresan, seringkali kita lupa bahwa ada cctv Allah yang tidak pernah lepas memantau kita setiap detiknya. Mungkin orang-orang menganggap kita shalih, tapi Allah tahu sejauh mana tingkat keikhlasan kita dalam beribadah.
Sahabat, apa kabar dengan niatmu hari ini? Masihkah terbesit dalam segumpal daging itu rasa ingin dipuji orang lain? Jika masih, mungkin kita harus pertanyakan kembali, bagaimana dengan kondisi hati kita saat ini. Mungkin kita mulai mengubah jarak dengan Dia Yang Maha Melihat, hingga kita mulai menjadikan selain Dia sebagai niatan kita.
Sahabat, apa kabar dengan tangisanmu di sepertiga malam ini? Masihkah tangisan itu melumer ketika memori ini sengaja beranjak pada dosa yang pernah menjadi tradisi? Jika dahulu, setiap malam sunyi kita mengadu kepada-Nya perihal dosa-dosa kita, lalu apa kabar dengan tangisan penuh penyesalanmu kini? kita memang manusia biasa yang mudah lelah, mungkin lelah dalam menangisi dosa-dosa kita. Tapi sahabat, percayalah bahwa Allah tidak pernah lelah untuk membuka pintu ampunan-Nya. Maka menangis lagi lah, meminta ampun kepada-Nya. Karena Allah menyukai hal itu.
Sahabat, apa kabar dengan tilawahmu hari ini? Sahabat yang dimuliakan Allah, salah satu amalan yang dapat mendekatkan kita dengan Rabb Yang Mulia adalah interaksi kita dengan surat cinta-Nya. Jika hari ini kita lupa dengan surat-Nya, lalu apa kabar dengan keimanan kita hari ini? Mungkin hati ini mulai redup dan tak dapat merasa lagi, bisa jadi karena interaksi kita yang mulai memudar dengan Al-Quran.
Sahabat, apa kabar dengan tujuan hidupmu hari ini? Masih kah kita jadikan akhirat sebagai tujuan kita? jika akkhirat mulai memudar dari jiwa kita, mungkin kini dunia mulai menempati sedikit ruang kosong di jiwa kita. Sahabat, semoga Allah selalu ingatkan kita bahwa tujuan Allah menciptakan kita di dunia ini bukanlah hanya sekadar untuk tertawa dan menangis. Namun lebih dari itu, Allah ciptakan kita untuk beribadah dan mengenal-Nya lebih dekat.
Sahabat, jika keimananmu kini mulai berada di batas kelemahan, inilah saat yang sangat tepat untuk kita berlari kembali menuju kepada-Nya. Tak ada kata terlambat sebelum nyawa berada di kerongkongan. Mendekatlah kepada-Nya, Rabb Yang Mulia, Rabb Semesta Alam, Rabb Yang Maha Pemurah. Ia tidak akan pernah lelah untuk mencintaimu, tak seperti cintamu yang mudah tergeser dengan cinta yang lain. Allah selalu menunggumu untuk kembali kepada-Nya, maka kembalillah wahai sahabat. []