Oleh: Shinta Wahyu
sintawahyu2@gmail.com
ENTAH kenapa, orang selalu berusaha untuk tidak mengingat jasa orang lain. Meski tidak pernah ada orang berjasa yang mau mengungkit tentang jasanya. Begitu orang tersebut selesai melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, atau bagi kelompok seolah selesai sudah kepentingan terhadap orang tersebut.
Dia akhirnya berjuang sendirian. Bertarung sendirian. Setelah memperjuangkan kepentingan orang lain. Memberi kenyamanan orang lain. Mereka menikmatinya, kemudian meneruskan hidup untuk kenyamanan selanjutnya. Untuk diri sendiri. Sebenarnya dia bukan orang yang lemah. Tetapi bukan orang perkasa di perjalanan hijrahnya.
Banyak hal buruk yang telah dia tinggalkan. Keburukannya saat ini, hanyalah sebagian kecil dari masa lalunya yang kelam. Namun dia berani berdiri di barisan depan. Berdiri gagah, melakukan banyak hal untuk menebus kesalahan. Tetapi di setengah perjalanan, perlahan orang-orang yang dia perjuangankan pergi. Tangan-tangan yang dia gandeng dari kejahiliyahan justru menjadi tangan yang menamparnya berkali-kali.
Tidak!
Bukan pertolongan harta benda. Dia hanya butuh suport. Dia hanya butuh dukungan. Mewahnya, bantuan rehabilitasi. Seorang pecandu tidak akan keluar dari kecanduannya hanya berbekal satu ayat. Satu dalil. Lebih dari itu, dia butuh dukungan moral dan bantuan medik bagaimana dia bisa keluar dari sihir tembakau.
At least … Bapak, saya berharap dan berdoa agar engkau berhenti merokok. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word.Â