WASHINGTON— Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sering membuat pernyataan yang mengejutkan dan Rasis. Pernyataan Rasis Trump sering mendapatkan kecaman dari beberapa pemimpin dunia.
Juru Bicara Hak Asasi Manusia PBB, Rupert Colville mengatakan “Tidak ada kata lain yang bisa digunakan untuk menggambarkan seorang Trump selain rasis. Anda tidak bisa menyebut sebuah negara atau benua ‘gembel’ hanya karena populasinya bukan orang kulit putih. Ini tidak bisa diterima,” ujar Rupert.
Rupert melanjutkan, Bukan sekali saja Trump menyampaikan kalimat yang menunjukkan rasisme-nya. Dilansir dari laman Channel News Asia, Sabtu (13/1/2017), berikut beberapa komentar dan kebijakan rasis Trump yang pernah dikatakannya:
1. Sebut Barack Obama orang Afrika, bukan AS
Trump pernah secara terang-terangan menyatakan keraguannya atas kewarganegaraan mantan presiden AS Barack Obama. Bahkan tanpa didukung bukti yang jelas, Trump menyebut Obama orang Afrika bukan orang AS.
Namun, saat diungkit kembali mengenai pernyataannya pada masa kampanye di 2016 lalu, dengan enggan Trump mengakui bahwa Obama memang lahir di AS.
“Presiden Barack Obama lahir di Amerika Serikat. Titik,” katanya, sebelum menolak menjawab pertanyaan lain dari wartawan.
2. Sebut warga Meksiko kebanyakan orang jahat
Saat mengumumkan pencalonannya sebagai presiden AS di Trump Tower pada Juni 2015 lalu, Trump membuat pernyataan yang sarat penghinaan tentang imigran Meksiko.
“Saat Meksiko mengirim warganya ke sini, mereka tidak mengirim orang-orang baik. Mereka justru mengirim orang-orang yang memiliki banyak masalah. Mereka adalah pecandu narkoba, pemerkosa, dan pelaku kejahatan lain, meski mungkin ada juga beberapa orang baik,” ujarnya.
3. Membuat kebijakan anti-muslim
Setelah dilantik menjadi presiden, Trump langsung mengeluarkan kebijakan yang menunjukkan dirinya anti-muslim. Trump melarang penduduk dari negara mayoritas muslim masuk ke AS sebagai upaya yang diklaimnya untuk mencegah terorisme.
Adapun negara-negara yang terkena dampak kebijakan kontroversialnya itu antara lain adalah Chad, Iran, Libya, Suriah, Somalia dan Yaman.
4. Sangat condong kepada orang kulit Putih
Pada Agustus 2017 lalu, Trump pernah mendapat kecaman dari sejumlah pihak karena tidak mengutuk aksi demonstrasi supremasi kulit putih di Charlottesville, Virginia, AS. Padahal demonstrasi yang berujung bentrokan itu telah menyebabkan kematian seorang demonstran.
“Saya pikir kesalahan ada di kedua belah pihak. Kedua belah pihak pasti ada sisi baiknya. Tidak semua dari mereka adalah neo-Nazi. Tidak semua dari orang-orang itu adalah supremasi kulit putih,” pungkasnya. []