JAKARTA—Deputi II Kantor Staf Presiden Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Sosial, Budaya dan Ekologi Strategis Yanuar Nugroho mengatakan, penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri dinilai bukan hanya persoalan kesehatan, tapi ini tantangan pembangunan secara keseluruhan.
Dirinya menilai, karena persoalan ini menyangkut multidimensi, yakni ada pencegahan, deteksi, kewaspadaan masyarakat, gap komunitas, komunikasi publik, dan mobilitas penduduk.
“Segala sesuatu berjalan dengan mobilitas tinggi. Mulai dari penyebaran informasi hingga penyebaran penyakit. Keduanya,mobilitasnya tinggi dan berbanding lurus satu sama lain,” ujarnya kepada Islampos.com, Senin (15/1/2018).
Menurutnya, jika tidak diupdate dengan big data, akan jadi kuno. Seperti kita tahu, kecepatan penyebaran penyakit sepadan dengan percepatan informasi yang menyebar luas di masyarakat.
“Pertanyaannya, jika tidak didukung big data, siapa yang bisa memastikan vaksin bisa sampai ke semua wilayah di Indonesia?” ungkap Yanuar.
Deputi II KSP pun berharap, dengan adanya big data, pesan yang disampaikan bisa menyebar ke seluruh dimensi. Karena persoalan ini tidak berdiri sendiri, tetapi saling kait mengkait satu sama lain.
“Dengan perspektif ini, koordinasi lintas Kementerian dan Lembaga (K/L), serta antara pemerintah dengan masyarakat, sudah wajib. Tidak bisa lagi tidak ada hubungan dan koordinasi. Kembali, ini soal data yang bisa menjadi rujukan,” ulas Yanuar. []
Reporter: Rhio