SAUDARAKU,
Perangilah nafsumu! Nafsu yang ada pada diri manusia, terkadang tidak bisa ditahan atau dikendalikan. Memerangi hawa nafsu bagi manusia dianggap sangat sulit, karena setiap saat ada saja syaitan yang mengganggu jalan ibadah setIap hamba Allah, bahkan sulitnya manusia mendapatkan kekuatan ini kaitannya dengan amalan kita dan permohonan kita pada Allah.
Imam Sahal At-Tasturi rahimallah berkata, “ Maksiat yang paling jelek, ialah pembicaraan nafsu.”
Mungkin kebiasaan manusia tidak menganggap pembicaraan nafsu sebagai dosa. Jika kita meninggalkan kebiasaan pembicaraan nafsu dan terus-menerus berdzikir niscaya hatinya menyala dengan dzikir. Pada saat itu syaitan akan menjauhkan diri dari tubuh kita.
Ketahuilah saudaraku,
Pergilah nafsumu dengan “Lapar”, menurut ukuran yang ditentukan syara’ yakni mengurangi makan sedikit demi sedikit. Syeikh Ibrahim mendahulukan lapar dari yang lainnya, sebab lapar merupakan laku terbesar menjadi tiang-tiang thariqah, juga karena tidak ada sesuatu pun yang lebih cepat menundukan nafsu daripada lapar.
Adapun lapar juga dapat mengurangi bagian-bagian badan yang terdiri dari unsur tanah dan air sesuai ukuran, sehingga hatinya pun menjadi bening.
Dan karena seluruh anggota tubuh itu mengikuti kepada hati secara khusus, juga karena gerak-gerik nafsu tidak dapat berkurang, kecuali dengan lapar.
Syeikh Muhyiddien bin Al-A’rabi rahimallah Ta’ala menyebutkan dalam kitabnya “Al-Makkiyahyah” : ”Sesungguhnya Allah Ta’ALA ketika menciptakan nafsu, Dia bertanya kepada nafsu: “Siapakah Aku?” Nafsu menjawab: “Siapa Aku?” Lalu Allah menempatkannya dalam lautan lapar selama seribu tahun, kemudian Allah bertanya lagi kepada nafsu: “Siapa Aku?” Nafsu menyahut: “ Engkau adalah Tuhanku.”
Wahai saudaraku,
Lawanlah nafsumu dengan lapar dan jaga (tidak tidur) yang sungguh-sungguh, serta memayahkan nafsu dalam melakukan amal-amal yang berat nafsu agar menurut kepadamu, kalau anda mengajaknya buat melaksanakan apa yang menjadi Ridho Allah.
Karena, nafsu itu sebelum dilatih, adalah menyerupai hewan nakal , bagaikan anak lembu yang diajari memutar gilingan gandum oleh manusia. Maka dapat kau ihat, mereka melemparkan anak lembu itu dengan menutupi kedua matanya, serta mengelilingikannya atau selainnya, yang tidak berisi kosong.
Demikian terus-menerus, sampai nampak pada mereka, anak lembu itu telah menurut pada saat itu, barulah mereka memberinya tutup mata dari kedua matanya.
Wahai saudaraku,
Sedikitkanlah tidur sebisamu! Kerena, dalam tidur itu tidak ada faedah duniawi maupun faedah ukhrawi. Jaid, tidur adalah saudaranya mati.
Dengan demikian usaha kita untuk menahan suatu hawa nafsu perlu kita jaga dan tetap berada dalam koridor syari’, karena dengan menahan nafsu, kita akan senantiasa berada dalam Ridho Allah SWT.[]
Sumber: 14 Cara Mempertajam Keyakinan/ Abdul Wahhab Asy Sya’rani/ CV. Firdaus