ROKOK berbahaya bagi kesehatan lantaran mengandung zat nikotin dan TAR. Namun, masyarakat banyak yang keliru dalam memahami pengertian nikotin sebagai zat berbahaya yang terdapat dalam produk tembakau dan lupa akan kandungan TAR.
Lalu apa perbedaan nikotin dengan TAR?
Tim peneliti dari Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia menjelaskan nikotin adalah zat adiktif yang mengakibatkan candu jika dikonsumsi dalam dosis tinggi.
“Namun nikotin tidak memicu berbagai penyakit yang biasa disebutkan pada kemasan rokok,” kata Dr. drg. Amaliya, PhD, dari Tim peneliti YPKP Indonesia seperti dilansir Halallifestyle, Rabu (17/1/2018).
Sedangkan TAR, lanjut dia, adalah senyawa kimia dan kumpulan bahan kimia yang akan beredar dalam asap hasil pembakaran. Selain pada rokok, TAR juga dihasilkan dari pembakaran batubara, minyak bumi, kayu, dan gambut.
Nyatanya, TAR yang dihasilkan dari proses pembakaran jauh lebih berbahaya, termasuk yang dihasilkan dari tembakau. Sementara nikotin sebagai senyawa kimia organik memiliki efek kuat dan bersifat stimulan terhadap tubuh manusia. Nikotin juga dihasilkan secara alami pada berbagai macam tumbuhan, seperti terung-terungan (solanaceae), tembakau, dan tomat serta kafein.
Namun sayang, ketidakpahaman akan nikotin dan TAR di tengah masyarakat tak kunjung menemukan solusinya. “Masih banyak simpang siur dan kesalahpahaman di masyarakat tentang komponen atau senyawa berbahaya dari konsumsi produk tembakau,” ujar Amaliya.
Dia menambahkan, hingga saat ini masyarakat masih berpikir jika zat yang paling berbahaya dari konsumsi produk tembakau adalah nikotin, padahal itu keliru. Pasalnya, berdasarkan kajian ilmiah, komponen berbahaya yang memicu berbagai penyakit seperti jantung, kanker, dan paru-paru adalah senyawa hasil pembakaran yang disebut dengan TAR, bukan nikotin. []