YOGYAKARTA—Jilbab bukan sebuah halangan bagi muslimah untuk berkarya. Banyak muslimah di dunia yang membuktikannya. Mereka bisa berkarya di berbagai bidang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya dengan tetap mempertahankan izzah dan kewajibannya sebagai muslimah, yaitu berhijab.
Di dunia olah raga, Shinta Aini Fathurahmi turut menunjukkan hal itu. Gadis berhijab kelahiran 25 September 1992 merupakan Kapten tim puteri Jakarta Pertamina Energi. Ia akan berlaga di kompetisi bola voli antarklub Proliga 2018 yang dimulai Jumat (19/1/2018) sore, di GOR Universitas Negeri Yogyakarta.
Shinta menyatakan memang tidak mudah menjadi pemain bola voli profesional. Namun, ia mengatakan bahwa hal itu bukan alasan untuk menyerah.
“Tidak boleh mudah menyerah,” kata Shinta.
Untuk menjadi seorang pemain voli profesional membutuhkan waktu bertahun-tahun. Ia sendiri menekuni olahraga ini sejak pendidikan sejak sekolah menengah pertama.
“Jangan mudah menyerah, pastinya perjalanan menjadi seorang seorang atlet profesional itu berat,” ujarnya menjelang Proliga 2018 di GOR Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) jelang, Kamis (18/1/2018).
Kekalahan atau kemenangan dalam pertandingan menjadi bagian dari perjalanannya menjadi pemain profesional.
“Setiap ada kemenangan dan kekalahan dalam suatu pertandingan menjadi pelajaran,” kata dia.
Ia mengungkapkan, butuh perjuangan dan ketangguhan fisik maupun skil untuk bisa masuk ke sebuah klub bola voli profesional.
“Mental sangat dibutuhkan dalam pertandingan. Itu terbentuk tidak hanya saat latihan tetapi juga saat tanding,” kata dia.
Ia mengaku tak merasa terhalangi oleh jilbab yang dikenakannya.
“Pemain harus bermain sebaik mungkin, menang atau kalah yang jelas harus menunjukkan permainan terbaik,” kata Shinta yang mengaku siap menghadapi pertandingan di liga bola voli antarklub Proliga 2018 hari ini (18/1/2018). []
SUMBER: JAWA POS