Oleh: Tugiarti
Anggota Kelas Menulis Islampos
RASULULLAH Shallallahu ‘Alaihi Wassalam adalah penghulu -pemimpin- seluruh manusia. Pun di dunia terlebih lagi di akhirat.
Ketika di dunia, sudah sangat jelas bagaimana Rasulullah sebagai pemimpin. Beliau berbudi pekerti agung. Memiliki akhlakul karimah dan sebagai uswatun hasanah bagi semua manusia. Kepemimpinan Beliau dalam beragama maupun bernegara dan bermasyarakat tidak perlu diragukan lagi. Ucapan dan perbuatan beliau adalah wahyu dari Allah.
Kemudian bagaimanakah Rasulullah menjadi pemimpin di akhirat?
Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, dari Abu Hurairah diceritakan bagaimana Rasulullah sebagai penghulu manusia di akhirat.
Dalam satu undangan makan, kami bersama Rasulullah. Kemudian dipersilakan kepada beliau daging kambing bagian lengan. Makanan ini sangat disukainya. Beliau menggigit darinya satu gigitan dan bersabda:
“Aku adalah penghulu seluruh manusia pada hari kiamat, tahukah kalian kenapa demikian?”
Para sahabat diam. Mendengarkan dan memperhatikan ucapan Beliau.
Kemudian Rasulullah melanjutkan ucapannya.
“Allah mengumpulkan seluruh manusia yang terdahulu sampai yang akan datang pada satu dataran tanah. Sehingga penyeru dapat memperdengarkan -suaranya- kepada mereka semua. Dan pandangannya dapat melihat mereka. Matahari mendekat kepada mereka.
Saat itu, manusia mengalami kesedihan dan ketakutan pada batas yang mereka tidak mampu dan sabar menanggungnya. Lalu sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain.
‘Apakah kalian tidak memiliki pendapat tentang keadaan yang kalian hadapi dan yang menimpa kalian ini? tidakkah kalian memiliki pendapat, siapa yang dapat memberikan syafa’at untuk kalian kepada Rabb kalian?’.
Sebagian lainnya menyatakan -kepada sebagian yang lain-. ‘Datanglah kepada bapak kalian, Adam’.
Lalu mereka mendatanginya dan berkata : ‘Wahai Adam, Engkau adalah bapaknya seluruh manusia. Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya dan meniupkan dari ruh-Nya kepadamu. Serta memerintahkan para malaikat, lalu mereka sujud padamu. Dan Allah juga menempatkanmu di surga. Tidakkah engkau -bisa- memintakan syafaat untuk kami kepada Rabbmu? Tidakkah engkau telah melihat keadaan kami dan yang menimpa kami?’
Lalu beliau menjawab. ‘Sungguh pada satu hari, Rabbku telah marah dengan kemarahan yang belum pernah Dia marah sebelumnya seperti itu. Dan tidak juga marah setelahnya seperti itu. Allah melarangku dari suatu pohon, namun aku melanggarnya. Diriku sendiri butuh syafa’at, silahkan pergi menemui selainku.
Pergilah menemui Nuh.’
Lalu mereka menemui Nuh seraya berkata, ‘Wahai Nuh, Engkau adalah rasul pertama dari penduduk bumi. Dan Allah telah menamakanmu hamba yang bersyukur. Tidakkah engkau dapat memintakan syafaat untuk kami kepada Rabbmu? Tidakkah engkau telah melihat keadaan kami dan yang menimpa kami?’
Lalu beliau menjawab. ‘Sungguh di satu hari, Rabbku telah marah dengan kemarahan yang belum pernah Dia marah sebelumnya seperti itu. Dan tidak juga marah setelahnya seperti itu. Sungguh, dahulu aku memiliki satu doa yang aku gunakan untuk menghancurkan kaumku. Diriku sendiri butuh syafa’at, pergilah menemui selainku. Pergilah menemui Ibrahim’.
Lalu mereka menemui Ibrahim seraya berkata : ‘Wahai Ibrahim, Engkau adalah nabi Allah dan khalil-Nya dari penduduk bumi. Mintakanlah syafaat untuk kami kepada Rabbmu? Tidakkah engkau telah melihat keadaan kami?’
Lalu beliau menjawab. ‘Sungguh, disatu hari Rabbku telah marah dengan kemarahan yang belum pernah Dia marah sebelumnya seperti itu. Dan tidak juga marah setelahnya seperti itu. Aku dahulu pernah berdusta dengan tiga kedustaan. Lalu beliau sebutkan hal tersebut. Diriku sendiri butuh syafaat. Pergilah menemui selainku. Pergilah menemui Musa.’
Lalu mereka menemui Musa seraya berkata : ‘Wahai Musa, Engkau adalah Rasulullah. Allah muliakan engkau atas manusia dengan kerasulan dan kalam Allah. Mintakanlah syafa’at untuk kami kepada Rabbmu? Tidakkah engkau telah melihat keadaan kami?’
Lalu beliau menjawab. “Sungguh, disatu hari Rabbku telah marah dengan kemarahan yang belum pernah Dia marah sebelumnya seperti itu. Dan tidak juga marah setelahnya seperti itu. Aku pernah membunuh jiwa yang mana aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Maka diriku sendiri butuh syafaat. Pergilah menemui selainku. Pergilah menemui Isa.”
Lalu mereka menemui Isa seraya berkata, “Wahai Isa, Engkau adalah Rasulullah dan kalimat-Nya dan ruh dari-Nya yang diberikan kepada Maryam. Dan engkau telah berbicara pada manusia dalam keadaan bayi. Maka mintakanlah syafaat untuk kami kepada Rabbmu? Tidakkah engkau telah melihat keadaan kami?”
Lalu beliau menjawab. “Sungguh, disatu hari Rabbku telah marah dengan kemarahan yang mana Dia belum pernah marah sebelum ini seperti itu. Dan tidak juga marah setelahnya seperti itu, -dan beliau tidak menyebut satu dosa pun-. Diriku sendiri lebih butuh syafaat. Maka pergilah menemui selainku. Pergilah menemui Muhammad.”
Lalu mereka menemuiku seraya berkata, “Wahai Muhammad, Engkau adalah Rasulullah dan penutup para nabi. Allah telah mengampuni semua dosamu baik yang telah lalu atau yang akan datang. Mintakanlah syafaat untuk kami kepada Rabbmu? Tidakkah engkau telah melihat keadaan kami dan yang menimpa kami?”
Lalu aku pergi dan datang di bawah al-‘Arsy, lalu aku bersujud kepada Rabbku. Kemudian Allah memberiku karunia berupa sanjungan dan pujian-pujian baik, yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelumku.
Kemudian diseru, “Wahai Muhammad, bangunlah. Mintalah. Pasti diberi. Dan mintalah syafaat pasti dikabulkan syafaatnya.”
Lalu aku bangkit dan berkata, “Umatku wahai Rabbku! Umatku Wahai Rabbku!”
Lalu dijawab, “Wahai Muhammad ! Masukkanlah dari umatmu orang yang tidak dihisab atasnya dari pintu al-Aiman -paling kanan- dari pintu-pintu surga.’ Dan mereka berserikat -berkumpul- dengan manusia pada selain pintu itu.”
Kemudian beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya. Sungguh jarak antara dua pintu -yang ada daun pintunya- dari pintu-pintu surga seperti antara Makkah dengan Hajar, atau seperti antara Makkah dengan Bushra.”
Betapa agungnya kedudukan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam diakhirat. Beliau pemberi syafaat untuk umat manusia atas izin Allah. Perbanyaklah kita bersholawat atas Rasulullah. Kelak di alam yang hakiki akan kita dapatkan syafaatnya. InsyaAlloh. Waallahu musta’an. []
tugiarti@kelasmenulis_18012018.