Oleh: Rosadi Alibasa
SEBAGIAN orang beranggapan bahwa sukses itu didapat karena hoki. Sebagian lagi bilang sukses itu didapat karena kerja keras. Semua punya argumen masing-masing dan punya contoh masing-masing pula.
Kita kadang sering berharap pada seseorang yang beranggapan bahwa sukses itu diraih karena hoki, dan menyuruhnya mecoba menyelam ke dasar sebuah sungai yang berada di kampung halaman dan mencoba meraih segenggam pasir. Lalu kita akan bertanya padanya, “Adakah berlian di antara genggaman pasir di tangan Anda?”
Seandainya dia menjawab “Ya,” mungkin kita akan percaya bahwa sukses itu diraih karena hoki.
Kita juga sering berpikir kenapa ada orang sudah bekerja keras tetapi dia tidak mendapatkan apa yang ingin diraihnya. Apa dia tidak hoki? Ada beberapa pertanyaan yang mungkin ingin diajukan terhadap mereka:
Apa mereka sudah berusaha semaksimal mungkin?
Apa mereka sudah bekerja dengan pintar?
Apa mereka memiliki konsistensi?
Apa mereka memiliki kesabaran?
Mungkin kita akan mendapatkan jawaban yang bervariasi, sesuai dengan pengalaman yang mereka hadapi. Tapi secara matematis ilmiah, mungkin akan jadi seperti ini:
Bekerja Maksimal + Bekerja Pintar + Konsisten + Kesabaran = Kesuksesan.
Jadi jika kita ingin mendapatkan kesuksesan berupa kekayaan ataupun yang lainnya, jangan pernah berpikir bahwa semua itu diraih karena hoki. Sebab kebesaran suatu bangsa itu bukan didapat karena hoki dan jatuh gratis dari langit, tapi terkristalisasi dari keringat.
Banyak orang menafsirkan kesuksesan adalah mendapatkan materi berlimpah, menduduki jabatan paling tinggi, memiliki kepintaran di atas rata-rata dan lain sebagainya yang bersifat kasat mata.
Sedikit sudut pandang berbeda, sukses adalah ketika kita memiliki sesuatu yang besar dan bisa bermanfaat buat orang lain. Entah itu materi, jabatan, kepintaran dan lain-lain. Yang pasti orang lain di sekitar kita merasakan manfaatnya. []