STUDI oleh sebuah lembaga sosial di Wales menyebutkan terjadi peningkatan kejahatan kebencian sampai 35% pada masa 2016-2017, dengan didasarkan pada data 16 dari 22 otoritas lokal yang melaporkan insiden rasisme. berdasarkan statistik terbaru pemerintah Inggris Raya, kejahatan kebencian meningkat sekitar 29% di wilayah Inggris dan Wales.
Komisioner Anak untuk Wales Sally Holland mengembangkan sebuah proyek yang dipusatkan pada upaya mengatasi dampak buruk dari kejahatan kebencian agama, khususnya yang terjadi pada kaum muda Islam di Wales, Inggris. Salah satu caranya adalah dengan meminta murid-murid pemeluk Islam menceritakan pengalaman mereka untuk dibuatkan video yang akan digunakan dalam proses belajar di kelas.
Melalui upaya tersebut, Sally Holland mengaku memperoleh banyak pemahaman baru setelah mendengar langsung pengalaman sehari-hari kaum muda Islam.
“Saya sudah berbicara dengan kaum muda di Wales yang mengatakan kepada saya bahwa mereka sering kali ketakutan di tengah masyarakat, bahwa mereka secara langsung mengalami penghinaan di sekolah dan mereka bosan tentang bagaimana Islam digambarkan oleh media dan pengaruhnya atas pandangan dari murid yang bukan Muslim,” jelasnya.
Rekaman video tentang pengalaman para murid itu mencakup murid-murid di Sekolah Menengah Atas Cathays di Cardiff, yang sekitar tiga perempat muridnya berasal dari etnis minoritas.
Shutha, remaja perempuan yang berusia 15 tahun, mengaku menerima komentar rasisi seperti ‘pulang ke negaramu’ atau ‘apa yang ada di benak kamu’ tanpa tahu apa pentingnya pertanyaan itu baginya.
“Saya dulu suka berpikir mereka adalah orang yang menakutkan namun semakin saya besar, saya menyadari mereka tidak mendapat pemahaman tentang Islam, tentang apa yang kami lakukan di agama kami, mengapa kami melakukannya, kami yang berpakaian secara khusus, dan kenapa keyakinan kami memiliki jalan tertentu. Dan saya merasa jika orang-orang lebih dididik dalam hal itu, maka Islamofobia akan menurun, akan menurun pula kebencian pada umumnya,” tuturnya.
Azeem dan Ibby, seorang remaja pria yang berusia 16 dan 17 tahun, menuturkan bahwa beberaa kaum muda muslim mengalami serangan Islamophobia.
“Di dalam bus, orang tidak mau duduk di samping mereka karena mereka mengenakan kerudung.”
Mereka menyarankan, “Intervensi dini dibutuhkan sebelum masalahnya menjadi serius. Mendidik kaum muda tentang agama, tentang budaya, adalah amat penting.”
Rencana pengajaran untuk proyek ‘melawan kejahatan kebencian’ itu sudah diuji coba di tiga kota Wales, yakni Swansea, Cardiff, dan Neath.
Komisioner Anak Wales, Sally Holland, mengakui ada tantangan yang dihadapi para guru dalam menangani isu-isu sensitif ini.
“Kami tahu para guru kadang merasa tidak yakin dan gugup jika memberi pelajaran untuk topik-topik seperti ini dan saya harap materi ini memberi arahan dan dukungan yang diperlukan untuk para guru.”
Proyek positif tersebut ternyata mendapatkan respon yang baik dari para pengajar.
Jo Bamsey, seorang guru di Sekolah Umum Pentrehafod di Swansea, mengatakan mereka mendapat masukan yang positif dari para murid.
“Ketiga pelajaran dipikirkan dengan matang dan memungkinkan diskusi yang jujur di suasana yang terbuka dan penuh perenungan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Fiona Thomas yang mengjar di Sekolah Umum Dwr-y-Felin di Neath.
“Materi yang ada membawa pesan jelas kepada para murid kami bahwa sebagai manusia kita semua sama, menikmati main sepak bola, mendengarkan musik, dan main Xbox.” []
SUMBER: BBC