Oleh: Raidah Athirah
Penulis, Kontributor Islampos, Tinggal di Polandia
AKU hampir seperti Evy
Umurku sama persis , dua puluh enam tahun kala itu
Hampir saja aku membunuh
Hampir saja aku terbunuh
Dalam puncak suhu dingin menusuk
Dalam gelap hati dan pikiran menekan
Kegilaaan hampir menelanku bulat-bulat
Aku menderita anemia akut
Aku mengalami sakit tulang punggung setelah operasi sesar
Kehamilanku berat dan berakhir pendarahan
Ketika aku sedikit ingin membagi lelah rasa kepada orang-orang terdekat
Aku disebut kurang iman
Aku disebut manja ketika kulit perutku masih luka menganga
Aku diejek ketika tak bisa menggendong bayi merahku
Aku ditertawakan ketika bayiku menangis dan air susuku tertahan duka dalam dada
Rumah sedikit berantakan
Aku disebut pemalas
Suamiku kena PHK
Aku dibilang beban karena tak bekerja
Bayiku sakit aku lagi-lagi dianggap ibu yang tak becus merawat
Saat keluar rumah lagi-lagi aku mengalami cobaan
Lingkungan yang asing dan aku dilecehkan
Tak sampai di situ, cinta suciku dipertanyakan
Kesetiaanku diragukan
Aku dicabik dalam -dalam dengan kata dan tuduhan
Aku hampir seperti Evy
Membunuh dan terbunuh karena sakit jiwaku tak kunjung sembuh
Atas izin Tuhan aku tertolong
Aku menemukan penawar dari semua gejolak batinku
Kecewaku terobati
Sakit ini menjadi jalan keberkahan
Aku membagi lukaku dalam doa dan aksara
Sedangkan Evy yang malang dikhianati
Sedangkan Evy yang ranum, layu dalam lelah tanpa dukungan
Sedangkan Evy yang penyayang, diam-diam menyimpan kemarahan berbisa
***
Aku yakin Evy tidak jahat
Jiwa Evy dijahati
Dituduh tidak setia
Rahimnya saja masih merah berdarah
Lelahnya saja tak ada yang bisa membantu
Itulah mengapa putus asa datang menggoda
Bisikan merayunya, ada satu jalan untuk bebas dari nestapa
Aku yakin Evy tak jahat
Ia korban dari orang-orang yang tak takut Tuhan
Ayah anak-anaknya tak kunjung berkunjung
Nafkah lahir dan batin kering tak ada yang tanggung jawab
Suara-suara menyalahkan terngiang tiap hari
Beban jiwanya sudah sangat bertambah-tambah
Ia menanggung beban yang amat banyak
Pahit dari masa kecilnya
Ditinggalkan di panti asuhan
Karena ibu harus mencari nafkah ke luar
Tiada sosok ayah karena takdir kematian
Ia bukan perempuan pertama ayah anak-anaknya
Hakikatnya, jiwa malangnya terbunuh dalam pernikahan
Tapi tetap saja ia disebut penjahat
Sampai kapan kisah pilu Evy ini akan berakhir?
Sampai suami sadar akan tanggung jawabnya, sampai keluarga belajar menyayangi, sampai masyarakat belajar berempati, semoga negara memberikan perlindungan kepada hak- hak berkeluarga. []
Polandia , 21 Januari 2018