JAKARTA—Chairman of the Board of Trustees atau Ketua Senat Islamic University of Gaza atau Universitas Islam Gaza (IUG), Prof Nasreddin El Mezaini menyampaikan, sangat senang karena disambut dengan baik dan diberi kesempatan untuk berbagi cerita tentang kondisi Palestina di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Bantuan dari Indonesia terhadap Palestina sangat luar biasa.
“Palestina bukan hanya milik rakyat Palestina, tapi Palestina milik umat Islam di seluruh dunia karena ada Masjid Al Aqsha yang milik seluruh kaum Muslimin yang beriman kepada Allah,” kata Prof Nasreddin dalam acara halaqah di Gedung PBNU, Rabu (24/01/2018).
Ia menceritakan, sebelum tahun 1947 tidak ada Negara Israel. Kemudian, Inggris berkuasa setelah Perang Dunia ke-II karena memenangkan peperangan. Akhirnya Inggris mempersilahkan dan mendorong orang-orang Yahudi dari berbagai negara untuk dibawa masuk ke Palestina.
Kemudian wilayah Israel mulai nampak secara perlahan di tahun 1967. Wilayahnya terus membesar sampai sekarang. Sejak tahun 1967 banyak perjanjian yang memperlemah Palestina dan memperkuat Israel. Kondisi terbaru di Palestina, wilayah yang sekarang dikuasai Israel dipagari dengan tembok.
“Jadi tidak leluasa, makannya orang yang di Gaza tidak bisa keluar, masuk ke Gaza juga susah,” ujarnya.
Ia menerangkan, perjalanan dari Gaza ke Baitul Maqdis (Yerusalem) membutuhkan waktu 1,5 jam. Tapi sudah sejak 20 tahun lalu susah memasuki Baitul Maqdis. Hanya orang-orang yang memiliki hubungan dengan Israel yang bisa pergi dari Gaza ke Baitul Maqdis.
Diceritakan Prof Nasreddin, wilayah tempat tinggal rakyat Palestina di pisah-pisahkan atau di sekat oleh Israel. Sehingga setiap rakyat Palestina yang ingin melintasi wilayah Israel harus diperiksa dengan sangat ketat. Begitu susahnya hidup di Palestina.
“Di blok, di pagar, kalau keluar susah masuk, kalau masuk susah keluar, yang ada di West Bank yang ada Baitul Maqdis situasinya seperti itu,” ujarnya.
Prof Nasreddin juga menginformasikan, luas wilayah Gaza sekitar 365 km persegi. Jumlah penduduknya sampai sekitar 2 juta jiwa. Tapi, listrik hanya hidup sekitar 4-6 jam per hari. Jumlah pengangguran terbuka mencapai 43 persen, jumlah rakyat yang ada di bawah garis kemiskinan mencapai 65 persen.
“Gerak rakyat Palestina sangat dibatasi oleh Israel, Gaza adalah penjara yang terbuka,” tuturnya.
Itu semua diceritakan perwakilan dari IUG untuk memberitahu kondisi rakyat Palestina yang hidup penuh kesulitan di bawah tekanan dan penjajahan Israel. []
Reporter: Tommy