Oleh : Ahmad Ghozi Abdullah
ghozi9b@gmail.com
SYARAT seseorang menjadi muslim yang pertama kali adalah mengucapkan dua kalimat syahadat “Assyhadu Allaa Ilaaha Illallah, Wa Assyhadu Anna Muhammadar Rasulullah” dan mempercayai apa yang telah disyahadatkannya. Tentu iman pun juga menjadi hal yang paling utama dalam proses keislaman seseorang. Maka lahirlah muslim yang beriman atas apa yang di perintahkan kepadanya untuk di Imani. Namun, tidak pula seorang muslim masuk surga tanpa adanya keimanan di dalam hatinya. Muslim yang Allah akui adalah muslim yang juga menjadi mukmin, maka dikatakan tidak berguna orang yang dapat memenuhi lima rukun islam, tetapi mengingkari salah satu dari enam rukun iman yang di perintahkan-Nya.
”Dari Ali bin Abi Thalib RA, Rasulullah SAW bersabda: akan datang pada manusia suatu zaman di kala itu islam tak tinggal kecuali namanya. Al Qur`an tak tinggal kecuali tulisannya. Masjid-masjid bagus tapi kosong dari petunjuk. Ulama – ulamanya paling buruk yang berada di bumi karena dari mereka timbul beberapa fitnah dan ( fitnah itu ) akan kembali kepada mereka.” (HR Baehaqi)
Muslim yang benar adalah muslim yang juga menjadi seorang mukmin, dan seorang mukmin yang taat adalah dia yang dapat memenuhi lima rukun islam, diantaranya adalah rangkaian ibadah yang telah Allah perintahkan kita sebagai seorang muslim. ibadah yang sah dan mujahadah adalah cahaya dan kemanisan yang dicurahkan Allah ke dalam hati siapa yang dikehendakinya, maka hendaklah seseorang yang telah beriman dan bersyahadat juga harus memenuhi kewajibannya untuk beribadah kepada Allah berupa Shalat, zakat, puasa, haji, dan amalan – amalan sunnah lainnya yang sudah di contohkan oleh Rasulullah Saw.
“Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda, mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu) serta jangan sekali kali engkau merasa lemah. Apabila engkau terkena musibah, janganlah engkau berkata, seandainya aku tidak berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu, tetapi katakanlah, ini telah di takdirkan Allah, dan Allah berbuat apa saja yang ia kehendaki, karena ucapannya membuka pintu syaithan. (HR. Muslim)
Beribadah tentu adalah sebuah kewajiban yang telah di tetapkan bagi setiap muslim, contohnya seperti perintah Shalat 5 waktu yang telah di syari`atkan Allah kepada umat Nabi Muhammad Saw. Sebagai seorang muslim yang taat, kita wajib melaksanakan perintah tersebut, namun masih banyak orang orang muslim yang mengebelakangkan perintah ini, padahal perintah shalat telah Allah beri keringanan dengan rahmat-Nya.
Ibadah adalah sebuah nikmat bagi siapa yang bersungguh – sungguh dalam melaksanakannya, seorang muslim yang kuat imannya, mereka akan merasakan kenikmatan yang begitu lezat dalam melasanakan setiap ibadah ibadah yang sesuai sunnahnya. Hal tersebut telah Rasulullah Saw contohkan dalam kehidupannya, seorang yang telah di jamin oleh Allah masuk kedalam surga pun masih sangat luar biasa ibadahnya. Disamping sebagai rasa syukur kepada Allah, Shalat yang di lakukan Rasulullah pun sebagai nikmat yang beliau terima.
Dan tak hanya dalam shalat saja, dalam setiap ibadah yang di lakukan dengan iman dan mujahadah pasti akan Allah berikan nikmat di dalamnya. Nikmat yang Allah berikan pun bermacam macam bentuknya, bisa melalui ketenangan hati, kemudahan dalam aktivitas, keberkahan dalam waktu ataupun di lapangkan rezeki. Semoga kita termasuk orang yang Allah berikan nikmat atas iman dan takwa kepada kita Allah SWT.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri – negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka di sebabkan perbuatannya.” (QS. Al A`rof : 96) []
Kirim ide/gagasan Anda sebagai mahasiswa lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.