Oleh: Diah, zaqiatulzulfah@gmail.com
SAYA tinggal di daerah Jakarta. Sewaktu Ramadhan tahun 2013 lalu, saya sedang naik ojek untuk pulang ke rumah. Saat itu saya sehabis pulang dari rumah teman saya. Karena waktu sudah menjelang sore, mobil di sekitar tempat saya menunggu sudah jarang lewat, maka saya putuskan untuk menaiki ojek.
Setelah itu kami pun berangkat. Dan tak lama, saya sudah sampai di seberang rumah saya. Saat itu uang saya Rp 50 ribu dan biasanya kalau naik ojek bayarnya cuma lima ribu.
Saat itu tukang ojeknya hanya punya uang Rp 35 ribu saja karena dia belum banyak mendapatkan sewa.
“Neng, Abang cuma ada uang Rp 35 aja, soalnya Abang belum dapet sewa, lagi sepi,” ujar si abang ojek.
“Ya udah, Bang, ga apa-apa yang Rp 10 ribu-nya saya niatkan untuk sedekahkan,” jawab saya.
Saat tukang ojek itu pergi, saya pun menyebrang jalan untuk menuju rumah. Setelah sampai di rumah, baru saja duduk dan menaruh tas di bale depan rumah, tiba-tiba kakek saya memberi saya uang sebesar Rp 100 ribu rupiah tanpa saya memintanya dan tanpa saya bercerita tentang sedekah untuk si tukang ojek itu.
“Itu rezeki kamu,” ujar kakek.
Masya Allah, saya merasakan betapa nyatanya janji Allah. Barang siapa yang bersedekah maka akan dilipatgandakan 10 kali lipat dari yang di sedekahkannya. Saya sudah membuktikannya. []