JAKARTA—Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Islam (MUI) Tengku Zulkarnain, Senin (29/1/2018), melalui laman Facebook-nya, mempublis sebuah surat berisi kritikan terhadap Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian atas pidatonya yang dinilai menyinggung oramas Islam Indonesia.
Dalam surat tersebut, Zulkarnain menyebut kecewa akan sikap Tito yang seolah mengabaikan peran oramas Islam di Indonesia selain NU dan Muhammadiyah.
“Nampaknya, Bapak Kapolri sangat perlu belajar lagi tentang sejarah Pergerakan dan Perjuangan Indonesia. Sikap dan pengetahuan anda tentang hal Ini sangat mengecewakan,” tulisnya.
Zulkarnain menyebutkan bahwa selain NU dan Muhammadiyah, ormas Islam lain di penjuru tanah air juga turut berperan dalam mendukung kemerdekaan RI.
Ormas Islam tersebut diantaranya adalah Syarikat Islam yang menjadi Syarikat Dagang Islam, Jami’atul Khairat di Jakarta yang berdiri tahun 1901, Mathla’ul Anwar di Banten berdiri tahun 1916,
Al Washliyah di Medan pada tahun 1926 dan Al Ittihadiyah pada tahun 1936, Persatuan Ulama Aceh, Persatuan Tarbiyah Islamiyah(PERTI) di Sumatera Barat, Persis di Jawa Barat, Nahdhatul Wathon di Lombok, Al Khairat di Sulawesi, dan lain-lain.
Zulkarnain menyebut bahwa banyak di antara ormas Islam tersebut sudah didirikan jauh sebelum NU dan Muhammadiyah. Namun, Tito justru menyebut hanya dua ormas Islam yang berbasis di Jawa Timur san Yogyakarta itu saja yang mendukung usaha kemerdekaan Indonesia.
“Apa pak Kapolri pikir jika saat itu hanya NU di Jawa Timur, dan Muhammadiyah di Yogjakarta dan sekitarnya yang berjuang memerdekakan NKRI, sementara wilayah Aceh sampai Maluku Ulama dan Umat Islam berpangku tangan tidak ikut berjuang, KEMERDEKAAN INDONESIA dapat tercapai?” tanya Zulkarnain dalam suratnya.
https://www.facebook.com/tengkuzulkarnain.id/videos/1603314779761634/
Zulkarnain pun menantang Tito agar menyebutkan ormas mana yang dinilai menimbulkan perpecahan seperti yang dikatakan dalam pidatonya.
“Dapatkah Bapak Kapolri menyebutkan Ormasy Islam di luar NU dan Muhammadiyah di Indonesia yang anda katakan mau ‘merontokkan negara’?” tulis Zulkarnain.
Di penghujung surat terbukanya itu, Zulkarnain menegaskan sikapnya terkait pidato pimpinan Polri itu.
“Akhirnya, melalui Surat Terbuka ini saya, Tengku Zulkarnain PROTES KERAS atas pernyataan Bapak Kapolri dan meminta anda meminta maaf serta menarik isi pidato anda yang saya nilai tidak ETIS, merendahkan jasa Para Ulama dan Pejuang Islam di luar Muhammadiyah dan NU. Mencederai rasa Kebangsaan, serta berpotensi memecah belah Persatuan dan Kesatuan Bangsa dan negara Indonesia,” pungkas Zulkarnain. []