Oleh: Taufiqurrahman Ramadhani
STEI SEBI
opiq005@gmail.com
DI Zaman milenial ini, media sosial sudah menjadi makanan sehari sehari masyarakat Indonesia. Kecanggihan teknologi inilah yang membuat arus informasi melaju dengan cepat dan menyebar sangat luas. Kehidupan masyarakat pun tak lekang dari banyaknya isu serta gosip belaka yang belum tentu benar adanya.
Keadaan ini pula yang menjadi incaran sekelompok masyarakat dalam rangka meraup segelintir keuntungan dengan cara menyebar aib orang lain atau isu belaka di dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkan hanya untuk mencari popularitas, banyak orang juga rela untuk menyebarkan aib diri dan keluarganya sendiri.
Perilaku gosip dan penyebaran hoax ini telah menjadi kebiasaan buruk dalam masyarakat dan mungkin sudah mendarah daging bagi para penikmatnya. Ini tentunya bukanlah sesuatu hal yang baik, mengingat bahwa bergunjing atau bergosip serta menyebarkan berita palsu bisa menyebabkan stigma-stigma jelek dan buruknya pandangan masyarakat terhadap hal belum tentu benar adanya
Dalam Islam hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur’an, sebagaimana Allah ta’ala berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah berprasangka, karena sesungguhnya berprasangka adalah dosa, dan jangan pula kalian memata-matai dan saling bergunjing. Apakah diantara kalian suka memakan daging bangkai saudaranya sendiri? Sudah tentu kalian akan jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penerima taubat dan Maha penyayang.” (Al-Hujrat/49:12).
Oleh dari itu, kita sebagai umat beriman harus menyaring informasi dengan baik dan mengedepankan sikap tabayyun agar terhindar dari hal-hal tadi. Tabayyun secara istilah berarti meneliti ataupun menyeleksi, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan suatu permasalahan dan sebagainya hingga sampai jelas benar-benar permasalahannya.
Tabayyun merupakan salah satu akhlak mulia yang harus dimiliki setiap muslim demi menjaga keharmonisan dan kerukunan umat. Allah swt bahkan memerintahkan agar bertabayyun dalam mencari kebenaran apa yang kita dengar, agar iman serta lisan kita terjaga dari berprasangka buruk dan juga menghakimi orang secara sepihak.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman tentang tabayyun: “Wahai orang-orang beriman, jika ada orang fasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah, agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebdohan.” (Al-Hujrat/49:6)
Maka di zaman modern ini, yang di mana semua informasi dapat diperoleh dengan mudahnya hanya dengan bermodalkan jempol dan Smartphone. Bertabayyun menjadi hal yang sangat penting, dari mulai menerapkan tabayyun pada keluarga, lingkungan sekitar sampai ke media sosial yang sudah menjadi makanan kita sehari-hari. Kita harus senantiasa ingat bahwa segala informasi itu meskipun kelihatannya benar, kita harus tahu sumber jelasnya. Berprasangka baiklah, serta kukuhkan filter informasi yang kita punya agar kita bisa menjauhkan diri kita terhindar dari dosa fitnah yang muncul dari lisan maupun tulisan kita. []
Kirim gagasan Anda sebagai mahasiswa lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.