Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda, “Tidak akan masuk ke dalam neraka, seseorang yang pernahmenangis karena takut kepada Allah, sehingga air susu kembali ke putingnya, dan tidak akan dapat bersatu debu saat berjihad fisabillah dengan asap neraka jahannam,” (HR. Tarmidzi).
MENANGIS adalah suatu hal yang sering kita jumpai di kehidupan ini. Menangis adalah salah satu bentuk pengekspresian diri terhadap perasaan yang ada di dalam hatinya. Orang yang menangis bukan berarti ia sedang bersedih. Orang yang bahagia pun bisa sampai menangis. Air mata yang keluar adalah air mata kebahagiaan.
Sayangnya, menangis justru dihubungkan dengan orang yang rapuh, cengeng, atau bahkan lebai. Sebagian besar orang mengganggap jika orang menangis memiliki pribadi yang lemah, baik kepribadiannya atau imannya. Hal ini berbeda dengan pendapat ajaran Islam yang mengatakan jika menangis merupakan salah satu bentuk pendalaman dan penghayatan ibadah kita pada Allah. Inilah mengapa menangis adalah sunnah dalam Islam.
Inilah menangis yang dimaksudkan dalam perintah Rasulullah. Para Nabi dan Rasul sering mempraktikkan menangis ini sebagai upaya mendekatkan diri pada sang Maha Pencipta. Bahkan para ulama pun juga mencontoh apa yang dilakukan oleh umat muslim terdahulu.
Apabila air mata jatuh karena Allah, maka hal itu termasuk dalam perbuatan mulia. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Rasulullah mengenai tujuh golongan yang akan mendapatkan perlindungan dari Allah ketika tidak ada perlindungan kecuali dari-Nya.
Lantas siapa saja yang termasuk dalam golongan orang tersebut? dan mengapa Rasul menyuruh kita untuk menangis? Rasulullah kemudian menyebutkan salah satunya yaitu seseorang yang senantiasa berdzikir pada Allah dalam keadaan yang sunyi dan tiba-tiba air mata menetes. Air mata ini mengartikan keikhlasan yang muncul di dalam diri orang tersebut.
Berbeda jika tangisan tumpah saat di tempat yang ramai atau sekedar mendengarkan lagu cengeng. Pastinya, tangisan ini tidak diperuntukkan bagi Allah SWT, melainkan karena memang suasana yang sedih.
Masih banyak orang yang belum menyadari akan pentingnya air mata untuk menghayati keimanan pada Allah. Mereka justru menangis saat mendengarkan lagu yang menyentuh, melihat film sedih atau melihat peristiwa menyedihkan. Padahal semua itu adalah permainan dunia yang membuat kita sedih sehingga sejenak melupakan kewajiban, atau bahkan rasa cinta kita pada Allah.
Orang yang benar-benar cinta dan beriman kepada Allah, maka tidak akan pernah merasa aman. Karena sesungguhnya tidak ada satu orang pun yang terjamin aman dari adzab Allah. Rasa takut inilah yang kemudian dapat meneteskan air mata karena kecintaan pada Allah. Selain itu, apabila terdapat bacaan ayat suci Al-Qur’an yang begitu indah maka hati orang shaleh akan bergetar dan merasakan adanya Allah di dekatnya.
Sebagai seorang hamba, sudah sepantasnya jika kita mengikuti contoh yang baik, terutama dari Rasulullah, manusia paling mulia. Rasa cinta dan takut pada Allah akan menghantarkan kita pada ketaatan pada perintah-Nya.
“Menangislah kamu semua. Dan apabila kamu tidak dapat menangis maka pura-pura menangislah kamu!” (HR. Ibnu Majah dan Hakim. Dishohihkan oleh Hakim dan Dzahabi). []