BERAPA kali Anda berdoa setiap hari? Satu, dua, lima, atau berapa? Apakah karena seringnya Anda berdoa hingga tak terhitung jumlahnya, bagaikan buih di lautan. Pernahkah terbesit dalam hati Anda, mengapa doa yang dipanjatkan tak terkabul jua? Jika pernah apa yang terlontar dari lisan ini? Keluhankah? Atau syukurkah?
Maaf, jika keluhan yang Anda uraikan dari lisan yang hina ini, berarti Anda salah besar. Sebab rencana Allah SWT akan lebih baik, jika disandingkan dengan rencana yang ada dipikiran Anda sekarang.
Selamat, jika ucapan syukur yang terlantun merdu dari lisan Anda, semoga Allah SWT menggantikan doa-doa yang Anda panjatkan dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang Anda pinta.
Teringat sebuah kisah pada zaman Sayidina Ali RA, perihal doa yang tak terkabul. Suatu hari Ali RA berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika beliau hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah seseorang di tengah-tengah jamaah, ia pun berkata, “Ya Amirul Muminin, mengapa doa kami tidak diijabah? Padahal Allah berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu’.” Ucapnya penuh amarah.
Sayidina Ali RA menjawab dengan tenang, beliau pun berkata, ”Sesungguhnya hatimu telah berkhianat kepada Allah dengan delapan hal.”
Nah, jadi kita jangan sampai berkeluh kesah, apalagi protes dan menyalahkan Allah SWT atas doa-doa yang tidak terkabul. Tetapi, tengok dulu diri yang penuh dosa ini. Sudah pantaskah jika doa yang kita panjatkan diberikan kepada kita?
Yuk, kita lihat apa kedelapan hal yang dimaksud oleh Ali RA.
Pertama, apakah Anda beriman kepada Allah, mengetahui Allah? Tetapi Anda tidak melaksanakan kewajiban Anda sebagai seorang hamba yang hina kepada-Nya. Maka, tidak ada mamfaatnya keimananmu itu.
Kedua, jika Anda mengatakan beriman kepada Rasul-Nya, tetapi Anda menentang sunnahnya dan mematikan syariatnya. Maka, apakah itu yang dinamakan buah dari keimanan?
Ketiga, Anda membaca Al Quran yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau amalkan.
Keempat, Anda berkata, ”Kami mendengar dan kami patuh,” tetapi Anda tentang ayat-ayatnya, dengan melakukan berbagai dosa yang hingga kini, mungkin masih melumuri diri Anda.
Kelima, Anda menginginkan surga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari surga. Maka, mana bukti keinginanmu itu?
Keenam, Setiap saat Anda merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap Anda tidak bersyukur kepada-Nya.
Ketujuh, Allah memerintahkan Anda agar memusuhi syetan seraya berfirman, ”Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala,” (QS. Al Faathir: 6).
Tetapi apa kenyataannya yang Anda lakukan? Musuhi syetan atau bersahabat dengannya?
Kedelapan, Anda sering menjadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata sebagai bahan presentasi tatkala berkumpul dengan kawan karib Anda, tetapi Anda lupa, bahwa Anda sendiri orang yang sebenarnya lebih berhak dicela daripada orang yang Anda cela.
Itu dia, kedelapan kesalahan yang membuat doa kita terhalang, jadi tak usah salahkan Allah SWT dulu, jikalau doa Anda tidak dikabul. Lihat ke dalam diri, sudah baikkah Anda? Sudah pantaskan Anda mendapatkan hal tersebut? Seberapa bertaqwakah Anda? Dan pertanyaan yang lainnya.
Jadi, introspeksi dulu deh, sebelum salahkan Allah SWT atau orang lain. Padahal kesalahan itu, nyatanya datang dari diri kita sendiri? []
Referensi: E-book Kumpulan Tausyiah Aa Gym.