BANDUNG—Untuk memenuhi 300 jam terbang, uji coba Pesawat N219 Nurtanio terus dilakukan. Ditargetkan pada tahun 2018 ini uji coba ini bisa rampung guna memenuhi memperoleh hasil maksimal terkait sertifikasi, termasuk tentang keselamatan ketika pesawat tersebut mengudara. Dari setiap tes yang dilakukan, pihak PT DI terus melakukan evaluasi guna dilakukan pembenahan jika masih ada kekurangan.
“Pesawat N219 Nurtanio terus kita uji cobakan, hingga memenuhi masa jam terbang tersebut. Kami tes, analisis dan evaluasi pesawat setiap penerbangannya,” Kata Staf Tenaga Ahli Pengembangan Pesawat Terbang PT DI, Andi Ali Syahbana di kantor Dirgantara Indonesia (DI), Jln. Padjajaran, Kota Bandung, Jumat (2/2).
Dengan mencapai syarat jam terbang tersebut, kata Andi Ali Syahbana, maka akan memperoleh sertifikat penerbangan. Dengan demikian, maka pesawat tersebut sudah dijamin keamanannya termasuk berbagai karakteristik penerbangan.
Terlebih dengan pesawat tersebut yang merupakan transportasi yang membawa penumpang dengan 19 orang. Sehingga diperhatikan betul untuk keamanan dan keselamatan, mengingat kontrol pesawat yang lebih kompleks ketimbang mobil atau motor.
“Intinya proses sertifikasi cukup panjang dan tidak hanya dengan jam terbang saja tapi segala aspek diperhatikan agar keselamatan pesawat ini terjamin. Seperti central gravity, respon elevator pada ekor pesawat dan lain sebagainya, jadi variabelnya sangat banyak,” Lanjutnya.
Disinggung pendanaan uji coba, lanjutnya, diakuinya untuk biaya yang paling besar adalah untuk operasional. Pasalnya pesawat tersebut juga harus diuji di lintasan pendek yang mengharuskan keluar kota.
“Untuk flight testing, biaya operasional cukup tinggi. Jelas untuk landasan tidak selalu yang panjang tapi harus diuji ke yang pendek seperti ke Kalimantan dan Papua. Juga kami berharap dukung pemerintah untuk izin bandara dan lain sebagainya,” ujarnya.
Andi juga mengatakn bahwa uji coba yang tengah dilakukan saat ini untuk mengetahui kondisi pesawat saat dalam keadaan flip condition10 derajat.
Dirinya mengatakan bahwa saat ini, PT DI tengah mempercepat pembuatan prototipe kedua N219 ini.
“Kalau pesawat kedua agak terlambat karena ada perbaikan-perbaikan lagi yang perlu dilakukan, Target akhir bulan ini sudah selesai untuk prototype. Jadi nantinya jam terbang dibagi dua agar lebih cepat,”katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Divisi Penjualan Direktorat Niaga PT. DI, Ade Yuyu Yahyna mengatakan bahwa pihaknya tengah menguji untuk kelayakan bisnis dari pesawat tersebut kedepan. Terlebih pesawat tersebut akan dikembangkam sebagai pesawat komersil dengan adanya sertifikasi.
“Untuk potensi pasar N219 untuk total potensial target pasar di dunia sekitar 2003 units dan total market sharenya adalah 276 unit. Market share kita yang paling tinggi di Indonesia dan Asia,” tambahnya. []
Reporter: Saifal