MUNGKIN kita hanya mengetahui bahwa seorang perempuan yang sudah menikah, tentu akan mengalami kehamilan. Dimana, di dalam perut perempuan itu terdapat janin yang siap menjadi bakal calon penghuni dunia. Tak ada istilah lain bagi perempuan yang mengandung. Tapi, tahukah Anda, bahwa ternyata ada lagi jenis kehamilan lainnya lho? Apa itu? Ialah hamil anggur. Apaan tuh?
Hamil anggur, atau istilah medisnya mola hydatidiformis, adalah pertumbuhan jaringan hasil pembuahan tak normal di dalam rahim tanpa disertai adanya janin. Kondisi ini merupakan jenis jinak dari penyakit trofoblastik gestasional.
Hamil anggur atau disebut juga kehamilan molar terjadi ketika sel sperma membuahi sel ovum yang tidak memiliki materi genetik (kromosom). Pada sebagian besar kasus, tidak akan terbentuk embrio dan hasil pembuahan akan luruh keluar (keguguran spontan). Namun pada sebagian wanita, hasil pembuahan akan terus bertahan dan menempel di dinding rahim, tanpa embrio, namun hanya berisi sel-sel trofoblas. Sel-sel ini berkembang pesat, disertai dengan terbentuknya plasenta dan produksi hormon hCG yang berlebih. Sehingga ibu mengira masih hamil. Hasil pembuahan sperma dan ovum kosong adalah mola hidatidiformis komplit.
Selain itu, hamil anggur juga bisa terjadi ketika sperma membuahi 1 sel telur normal, sehingga terjadi penumpukan terlalu banyak materi genetik. Embrio berkembang beberapa waktu, namun akan tertekan dan mati akibat perkembangan sel trofoblas yang lebih pesat. Tanda-tandanya juga menyerupai kehamilan normal di awalnya, sebab produksi hormon hCG terus berlangsung. Jenis pembuahan ini menghasilkan mola hidatidiformis parsial. Jumlah hormon hCG pada kehamilan molar sangat tinggi jika dibandingkan kehamilan biasa, dan merupakan indikator pertama adanya kehamilan molar sebelum USG dan pemeriksaan jaringan dilakukan.
Beberapa tanda kehamilan molar antara lain adalah:
1. Gejala kehamilan seperti mual dan muntah, rasa nyeri pada payudara, terhentinya menstruasi, dan pembesaran rahim. Namun pada kehamilan molar, pembesaran rahim lebih besar dibandingkan besar seharusnya untuk usia kehamilan, karena pertumbuhan jaringan molar yang lebih pesat dibanding janin biasa.
2. Pendarahan pada awal kehamilan, yang sering dikelirukan dengan keguguran.
3. Pada kasus yang jarang, kehamilan molar dapat menyebabkan mual dan muntah berlebihan (hiperemesis gravidarum).
Terkadang kehamilan molar juga tidak menimbulkan gejala, dan diketahui melalui USG rutin pada pemeriksaan antenatal.
Wanita yang mengalami kehamilan molar harus menjalani prosedur pengeluaran produk kehamilan, baik dengan kuret, suction, maupun operasi jika diperlukan. Setelah itu, karena sebagian kecil mola hidatidiformis dapat berkembang menjadi keganasan trofoblastik (kanker yang timbul dari jaringan sel trofoblas), maka dokter akan meminta ibu untuk kontrol rutin selama beberapa waktu. Hal ini bertujuan untuk memastikan jaringan molar tidak berubah menjadi ganas.
Sumber: dr. Hafid N, Pengasuh Rubrik Kesehatan KonsultasiSyariah.com