Oleh: “L”
(Seorang penulis, desain grafis dan blogger aktif)
TADI beli makan siang di sebuah pusat perbelanjaan di Cimahi. Nasi timbel yang harusnya 15 ribuan jadi 30 ribu karena ditulisnya 2, mungkin salah nota, mungkin salah kasir. Saya baru ngeh setelah sampai di kosan. Jadi saya kelebihan bayar 15 ribu.
Tadinya mau balik lagi dan betulin karena lumayanlah, 15 ribu juga uang. Tapi dibatalkan karena seminggu yang lalu, ketika saya membeli popok dan susu dan beberapa kebutuhan lain di tempat yang sama, ada body wash anak saya yang terselip dan tidak masuk ke dalam struk. Ini juga sama, saya baru sadar kalau body wash itu belum terbayar dan tidak ada di dalam struk ketika sudah sampai di kosan. Seminggu yang lalu saya tidak mengembalikan karena … Well, menganggap itu rezeki yang tidak sengaja.
Coba tebak berapa harga body wash itu? Iya, tepat 15 ribu rupiah. Nominal yang sama dengan kelebihan bayar saya hari ini. Lucunya lagi, waktu membeli nasi timbel tadi, ada SPG body wash yang sama menawarkan produknya yang saya jawab dengan kalimat, “Enggak, Teh, makasih, kemarin udah beli.”
Pelajaran berharga bagi saya, bahwa ketika kita mengambil sesuatu yang bukan hak kita, Tuhan selalu punya cara untuk membuat kita “membayarnya”. []