Oleh: Fitri Amalia
fialiamarfi@gmail.com
SAYA pernah menonton acara street dakwah di TV. Acara yang mensyuting kegiatan sekelompok orang untuk mengenalkan Islam di daerah minoritas. Mereka mengenalkan Islam di pinggir jalan degan sebuah meja yang di atasnya terdapat buku-buku, termasuk Al-Quran juga banner di samping meja. Saya lupa acara TV ini berlangsung di daerah mana, tapi saat itu, seingat saya masih berbahasa Inggris.
Di acara itu, saat seorang tua menghampiri tim street dakwah ini, lalu berbincang. Ternyata orang tua ini sudah bertahun-tahun banyak tahu dan hafal isi Al-Quran juga percaya isinya. Lalu tim street dakwah bertanya padanya.
“Apa Anda seorang muslim?” tanya salah seorang tim street dakwah.
“Bukan,” jawab pak tua.
“Loh, kenapa? Padahal Anda percaya Allah itu Esa, juga percaya Muhammad itu Rasulullah?” tanya tim lagi.
“Karena tidak ada yang mengajak saya masuk Islam,” jawab pak tua.
Akhirnya tim ini mengajaknya bersyahadat dan si bapak tua ini pun mendapatkan hidayah.
Begitulah pentingnya nasihat menasihati dan ajakan dalam kebenaran.
* * *
Suatu waktu Fulan pernah dekat sekali pada kesyirikan, jika pada saat itu Allah tidak menguatkan Fulan, mungkin banyak hal syirik yang Fulan lakukan. Meski Fulan berhasil menghindar dari ajakan berbuat kesyirikan ada yang Fulan sesali, kenapa tidak ada seorangpun yang menasihatinya, mengajaknya menjauh?
Begitu pula dengan para remaja yang hidup dengan bebasnya, jika saat muda ia tak mendapatkan nasihat, tentu ia akan tersesat. Lalu ketika tua berpikir ke mana orang-orang terdekat mengapa tak ada yang menasihati dan menegur saya?
Beruntunglah bagi pribadi yang berada di tengah orang yang gemar nasihat-menasihati. Meski mungkin saat dinasihati ia kesal luar biasa. Tapi nanti beberapa tahun kemudian ketika dia mengingat ucapan-ucapan si pemberi nasihat maka ia akan sangat berterima kasih. []
Bengkulu 1 Juni 16
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word.Â