Oleh: Hera Garha
heragarha@ymail.com
HUJAN merupakan salah satu perkara terpenting bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Ia merupakan sebuah prasyarat bagi kelanjutan hidup. Tidak hanya manusia, tapi hampir semua makhluk hidup di bumi ini.
Allah telah menurunkan hujan sebagai rahmat bagi seluruh makhluk. Dengannya juga agar banyak orang mendapat kegembiraan setelah bertahun-tahun hampir putus asa menunggu. Karena itu, Al-Quran menyebut hujan sebagai rahmat dan berkah, bukan musibah. Namun mengapa banyak kawasan tertentu sering terkena banjir? Padahal kadar hujan yang Allah SWT berikan kepada manusia itu tepat, tidak kurang maupun berlebihan, seperti dalam firman-Nya:
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS: Az-Zukhruf : 11)
Banjir bisa terjadi oleh beberapa faktor, seperti peluapan air sungai, kurangnya resapan air, membuang sampah tidak pada tempatnya, tinggal di bantara sungai yang seharusnya diisi oleh rawa rawa, dan lain sebagainya. Semua itu tak luput dari peran manusia di dalamnya.
Di sisi lain banyak upaya yang telah pemerintah lakukan guna menanggulangi banjir, seperti pembuatan drainase, pengerukan sungai, hingga penghijauan kembali yang dilakukan di daerah rawan banjir. Namun berbagai upaya tersebut tidak mampu menjadi solusi yang mengakar.
Karena nyatanya masalah banjir bukanlah masalah perseorangan saja, dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Maka dari itu mulailah membangun rasa cinta terhadap lingkungan, apa yang kita tanam itulah yang akan kita petik di kemudian hari.
Allah berfirman yang artinya: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoa’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.” ( QS. Al – A’raf: 56 )
“Bukanlah Kami yang menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, (disebabkan) citra (kondisi) lingkungan mereka tidak mampu menolong di saat banjir, bahkan mereka semakin terpuruk dalam kehancuran”. ( QS.Hud: 101)
Dari situ dapat kita petik bahwa manusia sendirilah yang membuat dirinya teraniaya, padahal Allah memerintahkan kita untuk jangan melakukan kerusakan di bumi ini. Wallahua’lambishowab. []
Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.