PALESTINA—Pengungsi Palestina dikabarkan segera menghadapi malapetaka dalam beberapa bulan ke depan. Pasalnya dana keuangan UNRWA yang tersedia hanya cukup melayani para pengungsi sampai bulan Juli mendatang. Keterangan ini disampaikan Direktur Operasioal UNRWA, Matthias Samali di Jalur Gaza.
Shamali mengingatkan bahwa Jalur Gaza tengah menuju “Ledakan” apabila krisis yang terjadi saat ini terus berlanjut, PIC melaporkan pada Kamis (8/2/2018).
Pejabat PBB ini menolak kebijakan yang mencampur-adukkan masalah politik dengan kemanusiaan, seperti yang dilakukan Amerika dan Israel. Dia juga menolak ide pembubaran UNRWA.
Shamali menegaskan bahwa keberadaan UNRWA menjadi faktor stabilitas di kawasan, terutama Jalur Gaza. Dia menyatakan bahwa penguranan pelayanan UNRWA akan mempercepat terjadinya ledakan yang mungkin terjadi di Jalur Gaza.
Pada 23 Januari lalu Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan pembekuan dana 65 juta dolar untuk bantuan UNRWA. Sebelumnya, lebih dari sekali Israel meminta pembubaran UNRWA dan misinya digabungkan ke dalam Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).
Mengawali wawancara dengan kantor berita Anadolu, Matthias Shamali, mengatakan bahwa krisis keuangan yang dialami UNRWA, selama tahun 2018, adalah krisis yang paling besar sejak lembaga ini didirikan.
Dia menjelaskan bahwa defisit dalam anggaran umum UNRWA mendekati sepertiga pendanaan umum. []
SUMBER: PIC