MANILA—Pernyataan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang mengintruksikan tentara untuk menembak kelamin pemberontak perempuan pada pekan lalu menuai kritik.
Duterte, mantan Wali Kota Davao itu mendorong Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) untuk menargetkan perempuan dalam konflik.
“Beritahu kepada mereka, ada perintah baru. Kami tidak akan membunuhmu, kami hanya akan menembak vagina Anda. Jika mereka tak punya vagina, mereka menjadi tidak berguna,” kata Duterte sebagaimana dikutip Washington Post, Senin (12/2/2018).
Seperti diketahui, gaya memimpin Duterte yang dijuluki The Punisher itu memang kerap menjadi sorotan public karena kontroversinya. Duterte dalam pernyataannya kerap melontarkan kata-kata keras dan aksi yang cenderung vandalis. Duterte kerap merendahkan dan mengancam wanita.
Akan tetapi, saat ditanya mengenai pernyataannya itu, Duterte bersikeras bahwa omongannya tersebut itu hanyalah lelucon belaka.
Juru Bicara Presiden Duterte, Harry Roque, bahkan menuduh para aktivis wanita bereaksi terlalu berlebihan terhadap komentar Presiden tersebut.
Sebelumnya, kantor Komunikasi Kepresidenan memasukkan pernyataan Duterte dalam transkrip resmi suatu acara dengan sambutan Duterte. Namun, disebutkan mengganti kata vagina dengan tanda hubung.
Pernyataan Duterte itu, kemudian tersebar dan menjadi viral dengan cepat. Akhir pekan ini, kelompok feminis dan hak asasi manusia mengungkapkan kemarahan dan kekecewaan mereka atas pernyataan mantan Wali Kota Davao tersebut.
“Pernyataan jahat Duterte secara terbuka mendorong kekerasan terhadap perempuan dan selanjutnya menegaskan dirinya sebagai figur macho-fasis yang paling berbahaya di pemerintahan saat ini,” kata seorang perwakilan untuk Gabriela, sebuah organisasi feminis di negara itu. []