Oleh Sarah Ismi Kamilah
Ibu Rumah Tangga, Alumni S1 ITB
BANYAK yang bilang bulan februari itu adalah bulannya cinta untuk yang punya pasangan. Semua tempat apalagi mall–mall disulap jadi serba pink dan selalu ada cokelat yang dibilang pemanis. Banyak remaja di bulan ini yang sibuk katakan cinta atau menunjukkan cintanya pada pacarnya. Bikin baper banyak orang apalagi yang gak punya pasangan alias jomblo.
Rindu yang muncul dari cinta yang kata seorang remaja bernama Dilan itu adalah perkara yang berat. Tapi bener ga sih kayak gitu? Bahkan momen ini banyak dijadikan oleh remaja sebagai ajang untuk seks bebas.
Ketua Bidang Pemenuhan Hak Anak Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Reza Indragiri Amriel menuturkan bahwa kebiasaan perayaan Hari Valentine alias hari kasih sayang setiap 14 februari, cukup berisiko bagi para remaja dan anak–anak.
Reza memaparkan bahwa momen valentine ini diidentikan dengan seks sebagai perwujudan hari kasih sayang dan bisa mengakibatkan kehamilan di luar nikah, penyakit menular seksual dan kemungkinan digaruk masyarakat dan satpol PP adalah kemungkinan yang nyata.
Kalau kita coba pikirin lagi, cinta itu sebenarnya adalah fitrah kita sebagai manusia. Cinta adalah kasih sayang yang tulus, yang diberikan Pencipta kita, Allah SWT. Jadi sangat ga mungkin perbuatan maksiat ini berasal dari Allah yang jelas melarang hal tersebut bahkan mendekatinya juga kita gak boleh.
Allah berfirman dalam surat Al-Isra ayat 32 yang artinya: “Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (TQS.Al-Isra: 32)
Jadi, yuk coba kita luruskan kembali apa sih makna cinta yang sebenarnya. Cinta mulia yang seharusnya kita perjuangkan. Daripada baper alias bawa perasaan denger gombalan seorang remaja bernama Dilan yang berkata pada pacarnya Milea untuk tidak rindu, karena rindu itu berat, kamu takkan kuat dan biar aku saja.
Baiknya kita coba renungi bagaimana Rasul yang sangat mencintai kita berkata di akhir hayatnya. Perkataan Rasulullaah ini jauh lebih baper karena besarnya cinta beliau terhadap umatnya.
Saat menjelang akhir hayat dengan sakaratul mautnya, Beliau berkata pada malaikat untuk tidak memberikan kesakitan pada sakaratul maut ummatnya. “Ya Allah, berat sekali sakaratul maut ini. Timpakan saja semua ini kepadaku, jangan pada umatku.”
Fatimah bercerita takala kondisi Rasul makin memburuk, Fatimah berkata, “Alangkah berat penderitaan ayahku.” Rasul saw menjawab, ”Tidak ada penderitaan atas ayahmu setelah hari ini”. (HR.Bukhari). Jadi akan sangat disayangkan jika kita tidak mencintai Allah dan Rasul. Padahal Allah dan Rasul telah menunjukkan cinta hakiki itu.
True love atau cinta hakiki bisa kita lakukan juga. Dan ga harus nunggu punya suami atau istri dulu ya. Karena cinta mulia itu sudah seharusnya kita mulai pada Allah, Rasul, ibu, bapak, saudara, keluarga yang lain dan sahabat kita semua.
Dan bagi pria yang saat ini sedang merasa jatuh cinta bisa membuktikannya dengan datang melamar ke rumah orangtua perempuannya. Karena itu artinya dia berusaha membuat cinta yang dirasa menjadi mulia dengan menempuh jalan yang Allah ridhai yaitu pernikahan. Atau bagi yang sudah berkeluarga bisa menambahkan cinta mulia untuk suami atau istrinya juga anaknya.
Cinta hakiki adalah cinta yang berlandaskan karena Allah. Agar cinta yang ada di dunia ini bisa kekal sampai ke surgaNya kelak. Aamiin ya rabb. []