TANGGAL 14 Februari selalu diidentikan dengan hari kasih sayang atau dikenal dengan istilah Valentine Day (V-Day). Sebagai muslim, tentunya kita tidak boleh serta merta mengikuti atau turut serta dalam sebuah perayaan yang datangnya dari kebudayaan asing.
Setiap tindakan seorang muslim harus memiliki sandaran yang jelas dan kuat, seperti halnya Alquran dan sunnah. Maka, setidaknya, kita harus tahu apa dan bagaimana serta dari mana kebudayaan V-Day tersebut.
Riwayat tentang V-Day itu ada beragam versi. Berikut ini beberapa riwayat tentang V-Day:
1. Konon ada seorang pastor atau pendeta yang diakui bernama Valentine, yang hidup pada abad ke-3 Masehi.Orang ini hidup di bawah pemerintahan seorang kaisar penyembah berhala, yang diakui bernama Claudius II.Pada tanggal 14 Februari 270 Masehi, Valentine dihukum mati karena ia menyeru kepada agama Nasrani.Maka tanggal 14 Februari dijadikan sebagai hari mengabadikan Valentine.
2. Seorang kaisar menjumpai bahwa kemampuan tentara yang tidak menikah ternyata lebih besar dibanding tentara yang sudah menikah.Maka sang kaisar pun melarang pernikahan bagi para tentaranya.Akan tetapi ada seorang pastor atau pendeta yang diam-diam menikahkan para tentara.Ternyata perbuatan pastor atau pendeta ini diketahui sang kaisar, lalu ia pun dipenjara.Di penjara, ia kenal dengan wanita anak seorang sipir.Ketika itu wanita ini sedang sakit.Pastor atau pendeta ini pun jatuh cinta kepadanya.Sebelum pastor atau pendeta ini dihukum mati, ia mengirim semacam kartu yang tertulis padanya “Dari orang yang tulus cintanya, Valentine”.
3. Valentine’s Day adalah salah satu perayaan orang-orang Romawi penyembah berhala.Perayaan ini menurut mereka merupakan sebuah ungkapan kecintaan kepada sesembahan mereka.Asal muasal perayaan ini pun berdasar dongeng semata, bahkan orang-orang Romawi sendiri menganggap seperti itu pula (maksudnya semata-mata dongeng).Mereka memiliki syiar-syiar khusus pada perayaan tersebut.
4. Valentine adalah salah satu korban penyiksaan sebagian kaisar.Tatkala Valentine mati, maka orang-orang mendirikan sebuah gereja untuk mengabadikannya.Pada saat orang-orang Romawi menganut agama Nasrani, maka mereka membiarkan perayaan mengabadikan Valentine yang telah ada.Hanya saja, orang-orang Romawi mengubah maksud perayaan tersebut dari kecintaan kepada sesembahan menjadi maksud lain, yang diungkapkan dengan istilah “Para Pejuang Cinta”, untuk menyerupai pastor atau pendeta Valentine yang menyeru kepada cinta dan kasih sayang menurut anggapan mereka.Perayaan ini pun juga disebut “Hari Orang-orang Yang Rindu” dan Valentine dianggap sebagai pembela dan pemimpin orang-orang yang rindu.
Lalu bagimana seorang muslim menyikapi perayaan ini?
Dari ulasan riwayat di atas telah jelas bahwa V-Day bukan berasal dari ajaran Islam atau pun dari budaya Indonesia. Bahkan, bertentangan dengan ajaran Islam. Sehingga seorang muslim tidak diperbolehkan mengikuti perayaan tersebut.
Meski telah sering dikemukakan, ada baiknya peringatan tentang asal muasal V-Day ini diulas kembali, sebagimana Firman Allah SWT:
“Dan berilah peringatan, karena peringatan itu dapat memberi manfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Az Zariyat : 55)
Hal ini dimaksudkan agar umat muslim terhindar dari suatu perbuatan yang tidak sesuai syariah bahkan cenderung sia-sia dan merugikan. []
SUMBER: DARUL IHSAN