KASIH sayang merupakan salah satu sifat manusia, bahkan sifat ini juga ada dalam Asmaul Husna Allah SWT, yaitu Ar Rahman dan Ar Rahim.
Bagiamana kandungan makna kasih sayang dalam kedua kata tersebut?
Secara bahasa, kedua kata ini merupakan bentukan kata dari Ar Rahmah (kasih sayang). Dari kata Ar Rahmah inilah kata Ar Rahman dan Ar Rahim dibentuk untuk menunjukkan bentuk kasih sayang yang sangat besar.
Walaupun kata Ar Rahman memiliki makna kasih sayang yang lebih tinggi daripada Ar Rahim, secara tersirat Ibn Jarir Ath Thabary menyebutkan kesepakatan para ulama dalam masalah di atas.
Bagiamana penjelasan lebih lengkaptentang perbedaan Ar Rahman dan Ar rahim tersebut?
Berikut ini beberapa nukilan perkataan para ulama yang menjelaskan perbedaan antara Ar Rahman dan Ar Rahim :
1. Ibn ‘Abbas mengatakan, “Kedua nama ini adalah nama (yang menunjukkan) kelembutan, namun salah satunya lebih lembut dari yang lainnya –artinya lebih menunjukkan kasih sayang yang lebih besar-.” (Tafsir Al Baghowi Juz 1 hal 70)
2. Abu ‘Ali Al Farisy mengatakan, “Ar Rahman adalah nama yang mencakup segala bentuk rahmat yang hanya khusus dimiliki Allah Ta’ala, sedangkan Ar Rahim adalah (untuk menunjukkan) rahmat dari sisi kaum mu’minin.”
3. Ibn Jarir Ath Thabary meriwayatkan perkataan Al ‘Azramy yang menyatakan, “Ar Rahman adalah (menunjukkan kasih) yang ditujukan untuk semua makhluq, sedangkan Ar Rahim adalah khusus untuk orang-orang beriman.”
Nama ‘Ar Rahman’ Hanya Untuk Allah. Dengan melihat cakupan Ar Rahman yang lebih luas, maka tidak mengherankan bila nama dan sifat ini hanya untuk Allah Ta’ala –berbeda dengan Ar Rahim yang terkadang diberikan kepada makhluk seperti ketika Allah menjelaskan bagaimana kasih Rasulullah SAW kepada kaum beriman ‘wa kaana bil mu’minina rahima.’
Itulah sebabnya, Ar Rahman secara khusus disebut dalam perintah berdo’a kepada Allah:
“Katakanlah: ‘Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” (QS Al Isra’ : 110)
Oleh karena itu tidak dibenarkan siapapun menyebut dirinya sebagai Ar Rahman sebab ia adalah kekhususan Allah Ta’ala.
Maka ketika si nabi palsu Musailamah menyebut dirinya sebagai rahman al yamamah (sang rahman-nya wilayah Yamamah), Allah Ta’ala memberinya label yang abadi hingga akhir zaman yaitu ‘Al Kadzdzab’ (sang pendusta). Hingga kini, siapapun yang menyebut nama Musailamah hampir tidak pernah lupa menggandengkannya dengan Al Kadzdzab.
Demikianlah kandungan makna kasih sayang dalam kata Ar Rahman dan Ar rahim serta bagaimana perbedaan kadar serta penempatannya. []
SUMBER: CATATAN FIQIH