MANUSIA merupakan makhluk yang sempurna, dibekali dengan akal, nafsu, dan segala perasaan di hatinya. Salah satunya adalah perasaan cinta atau kasih sayang. Sifat kasih sayang ini termasuk dalam sifat yang dicintai Allah SWT.
Allah SWT bahkan membenci orang-orang yang tidak memiliki rasa kasih sayang di hatinya. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadisnya, “Rasa kasih sayang tidaklah dicabut, melainkan hanya dari orang-orang yang celaka.” (HR Ibn Hibban)
Perihal kasih sayang, Islam pun mengatur batas-batas atau bentuk kasih sayang yang diperbolehkannya.
Kasih sayang memang memiliki makna yang tidak terbatas. Memiliki rasa kasih sayang kepada makhluk lain merupakan fitrah yang dimiliki manusia. Maka, tentu kita harus menempatkan rasa kasih sayang ini sesuai kodratnya, tidak melewati batas-batas hukum Islam. Sebagaiamana ajarannya yang sejak awal selalu menebarkan kasih sayang di muka bumi.
Firman Allah SWT:
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS At Taubah ayat 128)
Dari ayat tersebut kita bisa mengetahui bahwa Islam sendiri diturunkan dengan penuh kasih sayang kepada semua umat manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa tidak menyayangi manusia, Allah tidak akan menyayanginya.” (HR Turmudzi)
Dari hadis tersebut yang disebutkan adalah ‘manusia’ bukan hanya saudara muslim. Maka, kita bisa mengetahui bahwa Islam mengajarkan kita untuk menyayangi semua manusia di bumi.
Tidak hanya di hadis tersebut, dalam hadis lain juga diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sekali-kali tidaklah kalian beriman sebelum kalian mengasihi”. Kemudian mereka menjawab, “Wahai Rasulullah, semua kami pengasih”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kembali, “Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang salah seorang di antara kalian kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat umum (untuk seluruh umat manusia” (HR. Ath Thabrani).
Islam, sebagai agama rahmatan lil ‘alamin atau rahmat bagi seluruh alam, juga mengajarkan bahwa kasih sayang tidak hanya berlaku antar manusia, melainkan juga pada hewan, tumbuhan dan lingkungan di sekitarnya.
Pernah diceritakan Abu Bakar as Shiddiq radhiallahu ‘anhu berpesan kepada pasukan Usamah bin Zaid, “Janganlah kalian bunuh perempuan, orang tua, dan anak-anak kecil. Jangan pula kalian kebiri pohon-pohon kurma, dan janganlah kalian tebang pepohonan yang berbuah. Jika kalian menjumpai orang-orang yang tidak berdaya, biarkanlah mereka, jangan kalian ganggu”.
Nasehat ini, yang diberikan dalam keadaan perang, sungguh mencerminkan makna kasih sayang yang diajarkan oleh agama Islam. Kasih sayang tidak hanya untuk manusia, melainkan juga untuk lingkungan di sekitarnya.
Untuk mengungkapkan rasa kasih sayang dalam Islam juga telah diatur dengan mengikuti ajaran yang telah dicontohkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bentuk kasih sayang ini dibungkus dengan iman.
Hal ini tercermin dalam sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, “Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai untuk saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri”.
Maka, untuk mewujudkan kasih sayang dalam Islam, manusia diajarkan untuk melakukan perbuatan yang nyata. Kasih sayang kepada manusia lain bisa berbentuk perbuatan tolong menolong, menjaga silaturahmi, meringankan beban dan kesulitan orang lain, mengajak orang lain ke jalan Allah, menjaga kedamaian dan lain sebagainya. Sementara itu, kasih sayang kepada makhluk lain dan lingkungan bisa berupa menjaga kebersihan, keasrian, dan kelestarian lingkungan. Maka, kasih sayang dalam Islam dapat terwujud sepanjang waktu, sepanjang usia manusia tersebut hidup di bumi. []
SUMBER: DALAM ISLAM