SAAT ini banyak orang yang mengatasnamakan cinta dan kasih sayang untuk berbuat sesuatu yang melanggar batasan, khususnya antara laki-laki dan perempuan. Apalagi dengan adanya perayaan hari kasih sayang atau diistilahkan dengan Valentine’s Day.
Kasih sayang yang ditunjukan dalam acara tersebut bukan hanya sekedar ungkapan tapi juga perbuatan yang menjurus pada maksiat dengan mengkambinghitamkan sifat mulia ‘kasih sayang’.
Padahal Sifat kasih sayang ini termasuk dalam sifat yang dicintai Allah SWT. Islam juga mengaturnya dengan istimewa. Sehingga perasaan kasih sayang tidak sepatutnya diumbar hanya untuk memperturutkan hawa nafsu.
Jadi, bagaiamana kita menempatkan rasa kasih sayang tersebut dengan benar dan sesuai ajaran agama?
Berkasih sayang diantara sesama manusia merupakan bentuk ketakwaan kita kepada Allah selama hal itu berada dalam koridor agama. Sikap saling menyayangi bahkan bisa menjadi penyebab Allah mencintai diri kita. Sebab, kasih sayang itu termasuk akhlak mulia yang disukai Allah dan merupakan bentuk ibadah kepada-Nya jika diniatkan dan ditunjukkan dengan cara yang benar.
Dalam hadis riwayat Na’im melalui Ibnu Abbas radhiallahu ‘anha, disebutkan “Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala Maha Pemurah, Dia mencintai sifat pemurah, dan Dia mencintai akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah”.
Maka, untuk bisa menempatkan rasa kasih sayang dengan benar dan sesuai ajaran agama Islam, pertama-tama kita harus terlebih dahulu mencintai Allah. Menjadikan Allah sebagai cinta yang utama di hati kita akan menjadi ‘penjaga’ dari perasaan lain yang tidak benar. Hal ini akan menciptakan rasa kasih sayang untuk makhluk Allah yang lain sebagai bentuk kecintaan kita kepada Allah.
Al Quran pun mengajarkan hal yang demikian. Allah SWT berfirman:
“Katakanlah (hai Muhammad), ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali Imran: 31)
Menjadikan rasa kasih sayang kepada makhluk dan lingkungan sebagai bentuk cinta kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, akan membuat kita tetap berpegang pada ajaran agama Islam dalam berkasih sayang. Kita tidak akan menjadikan kasih sayang sebagai alasan berbuat dzalim atau hal-hal yang melanggar larangan Allah subhanahu wa ta’ala. Karena tujuan kita hanya cinta Allah semata, maka kesenangan duniawi yang mengatasnamakan kasih sayang tidak akan membutakan mata dan hati kita.
Jadi, ada beberapa tingkatan dalam menempatkan kasih sayang secara benar.
Pertama, kasih sayang kepada Allah SWT. Ini merupakan kasih sayang yang dasar dan harus ada pada manusia.
Kedua, kasih sayang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah bersabda, “Tidak sempurna iman kalian sampai aku lebih dia cintai daripada dirinya, orang tuanya, anaknya dan manusia lain keseluruhan”. (HR. Bukhori dan Muslim)
Ketiga, kasih sayang kepada manusia lainnya.
Keempat, kasih sayang kepada hewan, tumbuhan dna lingkungan (alam)
Dengan demikian, kita bisa mengetahui bahwa Islam merupakan agama yang bernar-benar memerintahkan kita untuk saling mengasihi dan menyayangi. Sebagai seorang muslim, kita harus menjalankan ajaran kasih sayang ini dengan cara yang baik dan benar sesuai tuntunan syariat, bukan ikut-ikutan atau meniru budaya luar yang terlarang dalam Islam. []
SUMBER: DALAM ISLAM