“Dan tolong-menolong engkau semua atas kebaikan dan ketakwaan.”
(QS. Al-Maidah: 2)
APA yang akan anda lakukan jika mendapatkan hadiah berupa harta yang banyak dalam waktu singkat dari orang yang tak terduga? Menerima atau menolak? Lalu, untuk apa kira-kira harta itu anda pergunakan?
Akankah anda ingat pada sesama ketika mendapatkan nikmat atau rezeki yang lebih dari Allah SWT? Nah, kisah berikut ini mungkin bisa dijadikan ibrah atau inspirasi bagi anda..
Suatu hari, Umar bin Ubaidullah bin Ma’mar melihat seorang hamba sahaya sedang makan roti di tepi kebun.
Di dekat hamba sahaya tersebut ada seekor anjing.
Setiap kali hamba sahaya itu makan satu suap roti, maka ia lalu memberikan satu suapan pada anjing di dekatnya itu.
Umar bi Ubaidullah pun merasa heran. Ia kemudian bertanya pada si hamba sahaya, “Kenapa engkau begitu sayang pada anjing itu?”
“Aku malu pada Allah yang telah melihatku. Masa aku makan sendiri, sementara anjing ini dibiarkan kelaparan….” jawab hamba sahaya itu.
Jawaban tersebut membuat Umar bin Ubaidullah terkagum-kagum. Maka Umar bin Ubaidullah pun kemudian membeli hamba sahaya sekaligus dengan kebunnya.
“Engkau sekarang telah aku bebaskan dari tuanmu. Kini engkau bisa bebas memilih jalan hidupmu sendiri,” Kata Umar bin Ubaidullah seraya menambahkan, “ Nah, untuk bekal hidupmu, kebun ini telah aku beli dan sekarang kuhadiahkan untukmu….”
Betapa terkejut dan bahagianya sang hamba sahaya. Ia kemudian berkata, “Segala puji bagi Allah. Engkau telah memerdekakan aku dan memberiku sebuah kebun….” Kemudian ia berkata, “Kebun yang engkau hadiahkan padaku itu, kini akan aku berikan pada fakir miskin di Madinah.”
Mendengar hal itu, bertambahlah kekaguman Umar bin Ubaidullah terhadap sikap hamba sahaya itu.
Jadi, meskipun dalam keadaan sulit dan membutuhkan, seseorang yang memiliki ketulusan seperti halnya sang hamba sahaya di atas, akan selalu ingat untuk menolong orang lain ketika ia memperoleh rezeki. Itulah bentuk syukur seorang hamba kepada tuhannya. []
SUMBER: EBOOK ANAK | NURUL IHSAN | SMART BOOKS