KELAHIRAN buah hati pastinya merupakan kebahagiaan bagi setiap orang tua. Apapun akan mereka lakukan demi kebahagiaan anak. Apalagi jika sang buah hati masih bayi. Melihatnya tersnyum atau tertawa saja itu sangatmenggembirakan orang tua.
Ada yang menyebuat bahwa setiap bayi punya malaikat penjaga yang sering mengajaknya bercanda, hingga tak jarang sang bayi terlihat tertawa sendiri. Apa yang sebenarnya terjadi?
Begaini penjelasan ilmiah mengenai senyum dan tawa sang bayi.
Bayi tertawa atau senyum sejak baru lahir. Bahkan, ia kadang tertawa dalam keadaan tidur. Tetapi, sebelum usianya 8 minggu, senyuman bayi bukanlah senyum sesungguhnya. Ada beberapa pendapat yang menjelaskan penyebab bayi bisa tertawa dalam tidurnya.
Pertama adalah karena bayi mengeluarkan gas dari mulutnya, sehingga ia tampak seperti tersenyum. Tetapi pendapat ini tidak terlalu mengena untuk pertanyaan mengapa bayi tertawa dalam tidur, karena terkadang bayi tertawa ketika mulutnya dalam kondisi agak menganga (terbuka). Dalam keadaan mulut terbuka, seharusnya ia tidak perlu ‘tertawa’ bila ingin mengeluarkan gas.
Pendapat lainnya adalah karena refleks bayi. Jadi, bayi tertawa dalam tidur dianggap sama dengan refleks bayi mengisap jempol, dot, empeng, payudara, dan lain-lain yang tidak ia sadari. Pendapat ini mungkin benar.
Pendapat lain dikaitkan dengan proses tidur yang disebut tahap REM (Rapid Eye Movement). Pada orang dewasa, tahapan REM terjadi kira-kira 1/4 dari waktu tidur secara keseluruhan, dan pada tahap inilah kita bermimpi. Berbeda dengan orang dewasa, bayi menghabiskan 1/2 dari waktu tidurnya pada tahap REM.
Apakah bayi bermimpi?
Mungkin bayi bermimpi, tetapi belum ada penelitian yang membuktikannya. Bila ia bermimpi, mungkin apa yang ia alami sehari-hari akan terbawa dalam mimpinya. Namun untuk menjawab pertanyaan mengapa bayi tertawa dalam tidur, selain terkaan bayi bermimpi, ada juga yang perpendapat bahwa REM menyebabkan otot wajah tertarik, menyebabkan senyuman atau tawa ketika tidur.
Ilmuwan Jepang dari University of the Sacred Heart dan Primate Research Institute of Kyoto University pada tahun 2004 memvideokan 6 bayi tidur berusia 4 hari hingga 87 hari.
Pada penelitian itu, didapatkan seorang bayi perempuan tertawa pada usia 17 hari dan bayi lainnya tertawa 1 hingga 4 kali ketika berusia 1-2 bulan. Kiyobumi Kawakami dari Sacred Heart menyatakan penyebab tertawa tersebut mungkin adalah emosi yang dialami bayi.
Sedangkan pada bayi yang berusia 8 bulan ke atas, senyuman sosial pertama biasanya menghiasi bibir bayi berusia 8 minggu atau lebih. Saat itu bayi sudah mengenali wajah-wajah yang sering ia jumpai dan tersenyum sebagai tanda gembira. Senyuman dan tawa ini dialami semua bayi dari berbagai ras apapun.
Bahkan, bayi yang buta juga menebar senyum untuk mengekspresikan emosinya pada sentuhan atau suara yang ia kenali. Ketika usia bayi semakin dewasa, tawa atau senyuman dalam tidur akan semakin berkurang.
Jadi, bayi juga memiliki kemampuan untuk mengekspresikan perasaannya. Tersenyum dan tertawa merupakan salah satu ekspresinya. []
SUMBER: THE ASIAN PARENT