TOKOH kedokteran lainnya adalah Al-Zahrawi (930-1013 M) atau dikenal di Barat Abulcasis. Dia adalah ahli bedah terkemuka di Arab. Al-Zahrawi menempuh pendidikan di Universitas Cordova. Dia menjadi dokter istana pada masa Khalifah Abdul Rahman III. Sebagain besar hidupnya didedikasikan untuk menulis buku-buku kedokteran dan khususnya yang berkaitan dengan bedah.
Salah satu dari empat buku kedokteran yang ditulisnya berjudul, ‘Al- Tastif Liman Ajiz’an Al – Ta’lif’ (ensiklopedia ilmu bedah terbaik pada abad pertengahan). Buku itu digunakan di Eropa hingga abad ke-17.
Al-Zahrawi menerapkan metode cautery untuk mengendalikan pendarahan, menggunakan alkohol dan lilin untuk mengentikan pendarahan dari tengkorak selama membedah tengkorak. Al- Zahrawi juga menulis buku tentang tentang operasi gigi.
Dokter muslim termasyhur adalah Ibnu Sina atau Avicenna (980-1037 M). Salah satu kitab kedokteran fenomenal yang berhasil ditulisnya adalah Al-Qānūn fi al-Țibb atau Canon of Medicine. Hingga abad ke-17, kitab itu masih menjadi referensi sekolah kedokteran di Eropa.
Tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah Ibnu Rusdy atau Averroes (1126-1198M). Dokter kelahiran Granada, Spanyol, itu sangat dikagumi sarjana di Eropa. Kontribusinya dalam dunia kedokteran tercantum dalam karyanya berjudul Al-Kulliyat fi Al-Țibb’ (Colliyet). Buku itu berisi rangkuman ilmu kedokteran.
Buku kedokteran lainnya berjudul Al – Taisir mengupas praktik – praktik kedokteran. Yang tak kalah penting lagi, Ibnu Rusyd telah berhasil mencetuskan adanya penyakit Parkinson’s.
Setelah abad ke 13 M, ilmu kedokteran yang dikembangkan ilmuwan-ilmuwan Islam mengalami stagnansi dan perlahan-lahan mulai surut dan mengalami kemunduran seiring runtuhnya era kejayaan Islam di abad pertengahan. []
SUMBER:WEBSITE FULDK