TEL AVIV—Warga Israel melakukan demonstrasi di Tel Aviv untuk menuntut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar segera mengundurkan diri dari jabatannya. Hal itu dipicu adanya tuduhan dua kasus korupsi yang menimpanya.
Sekitar dua ribu demonstran memenuhi sebuah lapangan di Tel Aviv. Beberapa di antaranya membawa poster bertuliskan crooks go home dan crime minister.
“Kami pikir perdana menteri harus segera mendiskualifikasi dirinya sendiri dan mengundurkan diri. Dia tidak bisa lagi menjadi perdana menteri Israel,” ujar salah Shlomit Bar (63), seorang pendemo.
Memang tidak ada kewajiban hukum yang ketat bagi seorang perdana menteri untuk mengundurkan diri sebelum benar-benar dinyatakan bersalah di pengadilan. Namun, kasus korupsi yang menimpa pejabat negara seperti Netanyahu dinilai sebagai aib bagi negara.
“Dari sudut pandang moral, ini adalah aib bagi negara Israel, di mana seorang perdana menteri dicurigai melakukan kejahatan berat semacam itu,” kata salah satu demonstran Oren Simon.
Sebuah jajak pendapat yang diterbitkan pada Rabu (14/2/2018) menunjukkan hampir setengah dari pemilih Israel lebih percaya kepada polisi daripada Netanyahu. Jajak pendapat yang disiarkan di saluran televisi komersial Israel Reshet tersebut mengungkapkan bahwa 49 persen responden memihak polisi dan menyebut Netanyahu telah melakukan pelanggaran hukum.
Sementara 25 persen lainnya mengaku percaya bahwa Netanyahu tidak melakukan tindakan suap seperti yang dituduhkan. Dan sisanya, sebanyak 26 persen mengatakan tidak tahu harus percaya kepada siapa.
Sebanyak 49 persen responden mengatakan Netanyahu harus tetap berada di kantor. Dan 43 persen meminta Netanyahu untuk mengundurkan diri.
Netanyahu dituduh meminta dewan redaksi surat kabar Israel Yediot Aharonot, mengangkat berita positif tentangnya. Sebagai imbal balik, Netanyahu akan menekan surat kabar pesaing Yediot. Kasus kedua adalah soal tudingan bahwa Netanyahu yang menjabat perdana menteri Israel sejak 2009, menerima bingkisan seharga sejuta shekel (Rp3,8 miliar) dari konglomerat Hollywood Arnon Milchan, dan pendukung lainnya. Bingkisan yang meliputi champagne dan cerutu itu diberikan agar Netanyahu membantu Milchan mendapat visa AS.
Polisis Israel menyatakan memiliki bukti kuat akan keterlibatan Netanyahu padadua kasusu korupsi tersebut. Sementara Netanyahu sendiri membantahnya. []
SUMBER: REUTERS