INGGRIS—Masjid Finsbury Park di London Utara menggelar inisiatif bernama ‘Meal for All’ atau ‘Makanan untuk Semua’ yang dimulai sejak 2015. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan makanan dan bantuan lain kepada para tunawaisma.
Selain makanan, masjid ini juga menyediakan layanan seperti konseling soal permasalahan seputar hidup menggelandang, menyediakan informasi tentang layanan yang bisa diakses dengan mudah oleh para tunawisma, dan menggalang relawan yang bersedia menemani para tunawisma.
Masjid ini pernah menjadi pusat perhatian ketika seorang pria bernama Darren Osbourne menabrakkan mobilnya ke jemaah yang sedang berdoa di malam Ramadhan pada 2017. Akibatnya, satu meninggal dunia dan sejumlah korban luka berjatuhan.
Meski begitu, masjid dan komunitasnya tak lantas menjadikan aksi terorisme ini memengaruhi kegiatan mereka, terutama karena aksi-aksi ini adalah pengejawantahan iman.
“Meal for All adalah sebuah proyek, yang meski kecil namun merupakan cara untuk membantu komunitas. Gelandangan adalah masalah serius di Inggris, dengan jumlah yang terus meningkat. Setiap komunitas dan pusat komunitas punya tugas dan tanggung jawab untuk menyumbangkan sesuatu untuk masalah ini, dan inilah alasan kami mengadakan proyek itu. Kami memiliki rekan dari komunitas Kristiani dan dewan yang membantu kami memulai proyek ini,” ujar Mohammed Kozbar, Ketua Pengelola Masjid Finsbury Park.
“Tindakan ini mengubah cara pandang saya tetang komunitas Muslim di Inggris. Sebelumnya saya berpikiran negatif,” ungkap Eva, seorang tunawisma yang kerap berkunjung ke Masjid Finsbury Park.
“Melihat apa yang mereka lakukan untuk saya dan komunitas sekitar, baik Muslim maupun non-Muslim, saya hanya bisa mengucapkan terima kasih. Selain menyambut Anda, mereka (Muslim) juga menghormati Anda dan memperlakukan Anda dengan hormat dan itulah mengapa saya akan terus mengunjungi masjid ini, karena mereka membuat saya merasa sangat baik,” tambah Eva.
Permasalahan tunawisma telah menjadi masalah besar di Inggris, di mana satu dari 200 orang (atau sekitar 300.000 orang) di Inggris tak berumah, menurut kelompok amal bernama Shelter. []
SUMBER: ANADOLU