Oleh: Siti Rokhanah, sitirokhanah96@gmail.com
SAKIT. Apa yang Anda rasakan kala kata satu ini menimpa Anda? Meronta? Merintih? Menangis? Atau merintih sebentar lalu menahannya dan berpura kuat?
Atau juga terdiam memendam sendiri, agar orang sekitar tak perlu tahu? Karena Anda tipe orang yang tak suka dikasihani; mungkin?
Apapun reaksi dalam menghadapinya, itu pilihan. Hidup memang mengajak memilih. Walau terkesannya banyak pilihan. Tapi, pada intinya cuma dua kok. Kuat atau lemah. Menangis atau tersenyum. Bahagia atau sedih. Mau hidup atau pasrah, dan seterusnya.
Sakit memang datang tiada diundang. Kadang begitu mengejutkan. Hari kemarin kuat-kuat aja, eh besoknya nge-down abis. Itulah bagian dari cara Allaah mendidik hamba-Nya.
DIA tak melihat siapa, asal, apalagi status kasta. Bila DIA inginkan suatu hal pada hamba-Nya. Maka terjadilah seketika. Yakinlah, selalu ada manfaat di balik kepedihan. Pun dengan sakit. Bukankah sudah sering dengar, kan? Allaah akan menggugurkan dosa-dosamu melalui sakit itu.
Seperti do’a Nabi saat menjenguk orang sakit.
“Laa ba’sa thohuurun Insyaa Allaah.”
“Tidak mengapa, Insya Allah (sakit ini) sebagai pembersih (dosa ),” (H.R. Bukhari).
Tentu saja dari cara Anda menerimanya. Ridha dan ikhlas atau kesal bahkan mencela-Nya.
Naudzubillaah, semoga selalu dalam rahmat dan hidayah-Nya. Aamiin. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word.