PALESTINA—Rumah Sakit Nasser menghadapi kesulitan serius setelah terjadi krisis di sektor kesehatan dan rumah sakit akibat blokade Israel dan sanksi yang diberlakukan Otoritas Palestina.
Akibat krisis rumah sakit Nasser terancam tutup, termasuk kegagalannya untuk menyediakan layanan kebersihan di bagiannya, obat-obatan penting untuk pasien dan gaji untuk awak medis, PIC melaporkan pada Selasa (20/2/2018).
Situasi tragis di rumah sakit ini telah menimbulkan kekhawatiran di antara pasien dan warga tentang keselamatan mereka sendiri. Mereka juga merasa sangat kecewa dengan keadaan buruk yang telah terjadi di fasilitas ini. Namun, kru medis dan administratifnya berjuang untuk melakukan apapun yang mereka bisa untuk memenuhi tugas mereka terhadap pasien.
Rumah Sakit Nasser, yang didirikan 49 tahun yang lalu, sayangnya kehilangan keharumannya setelah bagian dan koridornya menjadi kotor, ternoda dan penuh dengan bahan limbah. Masalah pembersihan di rumah sakit ini dan yang lainnya dimulai setelah perusahaan pembersihan berhenti memberikan layanan mereka sebagai protes atas kegagalan pemerintah membayarnya lebih dari empat bulan.
Rumah sakit tersebut menyediakan layanan medisnya untuk lebih dari setengah juta orang dari kota Khan Younis dan Rafah, namun sebagian besar bagiannya tidak dapat beroperasi secara normal setelah beberapa peralatan medis mengalami malfungsi dan persediaan medis penting dan obat-obatan menjadi tidak tersedia, bukan untuk sebutkan masalah sampah dan pembersihan.
Sedangkan untuk masalah pembersihan, sekitar 80 petugas pembersih melakukan aksi mogok massal setelah perusahaan tempat mereka bekerja gagal membayar gaji mereka selama empat bulan berturut-turut. Perusahaan tersebut tidak dapat membayar mereka karena telah menerima tidak ada dari kementerian kesehatan untuk layanan yang diberikan selama bulan-bulan tersebut.
832 pembersih yang bekerja di berbagai fasilitas medis pemerintah, termasuk Nasser Hospital, melancarkan pemogokan pada Ahad (18/2/2018) untuk menuntut gaji mereka.
Seorang wanita Palestina, yang mengunjungi rumah sakit baru-baru ini bersama dengan putrinya yang sedang hamil, mengeluhkan penyebaran limbah dan noda darah di bangsal persalinan di rumah sakit. “Apa yang terjadi tidak dapat diterima. Putriku datang untuk menerima perawatan, bukan untuk mati, ” katanya. []
SUMBER: PIC