SURIAH—Warga distrik Ghouta dikabarkan hanya bisa “menanti kematian.” Mereka terjebak di tengah pengeboman terbesar pasukan pro-pemerintah Suriah terhadap wilayah para pejuang pembebasab Suriah yang terkepung di dekat Damaskus itu.
Setidaknya 38 orang tewas pada Rabu (21/2/2018). Sejak Ahad (18/2/2018) malam, sudah ada 310 orang yang kehilangan nyawa dan lebih dari 1.550 luka-luka, kata kelompok pengamat Syrian Observatory for Human Rights.
Ghouta bagian timur, distrik pertanian padat penduduk yang ada di pinggiran Damaskus, adalah area besar terakhir di sekitar ibu kota yang masih dikuasai kelompok anti-Assad. Kawasan yang dihuni oleh 400 ribu orang ini telah dikepung pasukan pemerintah selama bertahun-tahun.
Pengeboman besar-besaran, termasuk tembakan roket, artileri, serangan udara dan bom barel yang dijatuhkan dari helikopter sejak Ahad, menjadi salah satu rangkaian peristiwa paling mematikan dalam perang saudara Suriah yang sudah memasuki tahun kedelapan.
Pemerintah Suriah dan Rusia, yang sudah mendukung Presiden Bashar al-Assad dengan kekuatan udara sejak 2015, menyatakan tidak mengincar warga sipil.
“Kami menanti kematian. Ini adalah satu-satunya hal yang bisa saya katakan,” kata Bilal Abu Salah, 22, warga timur Gouta.
“Hampir semua orang yang tinggal di sini tinggal di penampungan sekarang. Ada lima atau enam keluarga dalam satu rumah. Tidak ada makanan, tidak ada pasar,” ujarnya. []
SUMBER: CNN